Mamuju  (Antaranews Sulbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat memprediksi Indeks Tendensi Konsumen (ITK) daerah ini pada triwulan I atau periode Januari hingga Maret sebesar 100,80.

"Artinya, kondisi konsumen diperkirakan akan membaik. Namun, tingkat optimisme konsumen diperkirakan akan lebih rendah 3,07 poin, jika dibandingkan pada triwulan IV tahun 2017 yang mencapai 103,87," kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisa Statistik BPS Provinsi Sulbar Muhammad La`bi kepada wartawan, di Mamuju, Selasa.

Perkiraan kondisi ekonomi konsumen di Sulbar pada triwulan I tahun 2018, kata Muhammad La`bi, didorong oleh pendapatan rumah tangga dengan nilai indeks sebesar 102,97.

Sedangkan rencana pembelian barang tahan lama, rekreasi, pesta/ hajatan, lanjutnya, diperkirakan akan menurun pada triwulan berikutnya, yakni dengan nilai indeks sebesar 96,99.

Ia menjelaskan, perkiraan membaik kondisi ekonomi konsumen pada triwulan I tahun 2018 itu terjadi hanya pada tiga provinsi di kawasan regional Sulawesi, Maluku, dan Papua (Salampua), salah satunya Provinsi Sulawesi Barat yang menempati tertinggi ketiga.

Baca juga : Pertumbuhan ekonomi Sulbar 2017 capai 6,67 persen

"Perkiraan ITK di regional Salampua yakni 98,21 atau lebih rendah dibandingkan rata-rata ITK secara nasional dengan nilai indeks 101,35," ujarnya pula.

"Terdapat lima provinsi yang memiliki nilai indeks di atas rata-rata Salampua dan juga lima provinsi berada di bawah rata-rata. Sulawesi Tengah adalah provinsi dengan nilai perkiraan ITK tertinggi, sementara Sulbar berada di urutan ketiga," kata Muhammad La`bi.

Ia menjelaskan, ITK merupakan indeks komposit persepsi rumah tangga yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen dan perilaku konsumen terhadap situasi perekonomian pada triwulan berikutnya.

ITK dibentuk dari tiga variabel, yakni pendapatan rumah tangga, pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan dan tingkat konsumsi beberapa komoditas makanan dan non-makanan.

"ITK Sulbar pada triwulan IV tahun 2017 sebesar 103,87. Artinya, kondisi ekonomi konsumen meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Kondisi itu didorong oleh peningkatan volume konsumsi dengan nilai indeks sebesar 108,68, diikuti kenaikan daya beli dilihat dari indeks pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi dengan nilai indeks 103,31," katanya pula.

"Sedangkan peningkatan pendapatan rumah tangga komponen lainnya yakni dengan nilai indeks hanya 102,14. Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, semua komponen memiliki indeks lebih rendah," kata Muhammad La`bi pula.

Pewarta : Amirullah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024