Makassar (Antaranews Sulsel) - Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan mengimbau masyarakat agar rutin memeriksakan kondisi keluarganya khususnya yang berusia balita agar bisa terdeteksi jika mengalami atau berpeluang terkena gizi buruk.

Kepala Dinas Kesehatan Sulseel Rachmat Latief di Makassar, Senin, mengatakan untuk masalah gizi buruk di provinsi itu memang tidak dapat dipungkiri masih ada namun jumlahnya sedikit dan terus mengalami penurunan pada setiap tahun.

"Jadi kita minta masyarakat rutin memeriksakan kondisi anaknya agar bisa segera terdeteksi dan ditangani jika memang dicurigai mengalami yang namanya gizi buruk," katanya.

Persoalan gizi buruk memang belakangan ini kembali ramai dibicarakan dan menjadi perhatian nasional setelah mencuatnya kasus tersebut di Distrik Agats, Asmat, Papua, yang menelan banyak korban anak-anak.

Sebagai antisipasi, Dinas kesehatan Sulsel telah menerapkan standar operasional prosedur (SOP) yang diberlakukan di seluruh wilayah Indonesia.

SOP tersebut seperti menyiapkan tim kesehatan di posyandu, puskesmas dan sebagainya untuk menangani pemeriksaan kesehatan masyarakat di wilayah masing-masing.

Ia menjelaskan jika kondisi anak terlihat kurus maka akan diberikan gizi dan vitamin dan makanan tambahan. Sebaliknya jika terdeteksi menderita gizi buruk akan tentu akan ditindaklanjuti sesuai prosedur.

"Untuk itu, masyarakat perlu rutin memeriksakan kesehatan keluarganya ke posyandu atau puskesmas. Jangan sampai ada penyakit seperti diantaranya infeksi yang justru membuat tubuh anak susah berkembang," ujarnya.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, mengakui masih terjadi atau ditemukan kasus gizi buruk di wilayah itu meski kondisinya telah mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala Divisi Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Gowa, Alimin, mengatakan berdasarkan data bulan Januari hingga September 2017, pihaknya mencatat ada tujuh kasus gizi buruk yang terjadi pada anak di daerah tersebut.

Terkait persoalan anak yang mengalami gizi buruk di daerah itu, Dinkes disebutnya telah melakukan berbagai upaya antisipasi.

Salah satu upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Gowa untuk menekan terjadinya kasus gizi buruk pada anak ialah dengan pemeriksaan rutin konsumsi garam beryodium di masing-masing rumah tangga.

Selain pemberian garam beryodium, Dinkes juga memberikan makanan tambahan pada balita yang memiliki tubuh kurus dan dianggap berpotensi mengalami gizi buruk.

"Kami kerap melakukan pemeriksaan konsumsi garam beryodium, pemberian makanan tambahan pada balita kurus, itu program yang selama ini kami jalankan untuk mencegah terjadinya kasus gizi buruk," sebutnya.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024