Makassar (Antaranews Sulsel) - Kelompok Sadar Wisata Aku Cinta Indonesia (ACI) dalam pengelolaan taman wisata mangrove Tongke-Tongke akan membantu melestarikan objek ekowisata tersebut.

"Lokasi konservasi hutan mangrov ini berawal dari usaha masyarakat yang tergabung dalam kelompok sadar wisata ACI yang diketuai H Taiyeb pada 1993," kata Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Sinjai Andi Mandasini menanggapi pengelolaan objek wisata mangrov Tongke-tongke, Rabu.

Dia mengatakan, pelestarian dan perlindungan kawasan pesisir dengan menanam bakau telah dilakukan masyarakat setempat sejak 1985 yang diinisiasi Taiyeb. Hasil dari usaha itu, pada 1993 Presiden RI menganugrahkan Kalpataru pada inisiator pengembangan mangrov sebagai penyelamat lingkungan.

Berangkat dari hal tersebut, lanjut dia, pengembangan dan pelestarian taman wisata mangrov Tongke-Tongke ini, tetap akan melibatkan kelompok sadar wisata ACI meskipun saat ini dikelola sepenuhnya oleh Disbudpar Sinjai.

Kekhasan dari kawasan hutan mangrov ini dengan ketinggian pohon rata-rata sudah mencapai lima meter dan kerapatan 0,5 x 0,5 meter ini menjadikan objek wisata bahari ini masuk dalam 25 nominasi dari 150 kabupaten/kota yang mendapatkan penilaian dari Kementerian Pariwisata pada 2017.

"Kelompok ini juga telah membantu menguatkan komitmen penerapan program sapta pesona yang aman, tertib, indah dan sejuk.

Taman wisata mangrov Tongke-tongke merupakan habitat berkembangkanya biota laut, kepiting bakau dan ikan-ikan kecil dan menjadi tempat bertelur ikan sebelum berkembang ke laut lepas.

"Dengan demikian, selain fungsi ekologis juga ekowisata," ujar Mandasini sembari mengimbuhkan, objek wisata ini juga sudah dilengkapi sejumlah fasilitas seperti cafe terapung dan sarana "jogging track".

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024