Makassar (Antaranews Sulsel) - Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Baso Rahmanuddin Makkaraka-KH Anwar Sadat (Barakka) mengkalim mengungguli rivalnya yakni Pasangan Amran Mahmud-Amran (Pammase).

"Dari hasil survei sementara Barakka unggul lima persen dari pasangan Pammase. Meski hasil ini belum final kami tetap bergerak untuk mendulang suara di Wajo pada Pilkada serentak 27 Juni nanti," sebut Tim Strategi pasangan calon Barakka, Harmansyah saat diskusi Pilkada di Makassar, Rabu.

Menurutnya, hasil riset lembaga Survei Index Political Indonesia (IPI) Pilkada Kabupaten Wajo patut mendapat apreasiasi. Meski demikian hasil tersebut belum dijadikan finalisasi, namun tetap tim bergerak di titik-titik suara di masa kampanye ini.

"Kalaupun unggul, kami tidak mau jumawa (berlebihan), kami akan terus bergerak untuk memenangkan Pilkada serentak di Wajo, apapun itu hasil akhirnya kami tetap bekerja," katanya.

Sementara Direktur IPI Suwadi Idris Amir dalam diskusi pilkada tersebut mengangkat tema bedah kekuatan pasangan Barakka di Wajo menyebutkan bahwa hasil riset tersebut pasangan Barakka unggul 5 persen atau memperoleh 45 persen sementara 40 persen untuk Pammase, sisanya abstain.

Sebelumnya, kata dia, pasangan Barakka saat deklarasi survei tertinggal 10 persen dari Pammase. Namun setelah berkeja dua bulan lebih, hasil riset IPI, pasangan Barakka malah membalikkan keadaaan.

Saat disinggung secara detail dimana saja titik-titik peningkatan hasil survei baik secara popularitas dan elektabilitas bila dirata-ratakan unggul lima persen, Suwadi enggan membuka karena data tersebut masih rahasia serta bisa dijadikan bahan bagi rivalnya.

Meningkatnya hasil survei tersebut, beber dia, tidak lepas dari solidnya dukungan partai pengusungnya yaitu, Partai Golkar, Gerindra dan PKB pada pasangan Barakka sejak deklarasi. Dukungan juga datang dari anggota DPR Fraksi Partai Gerindra Iwan Darmawang Aras diketahui peraih suara terbanyak di Wajo.

"Bupati Wajo juga dari Golkar punya andil besar mendukung pasangan ini. Ini terlihat dari pergerakan tim yang mulai terlihat massif di lumbung-lumbung suara pemilih. Tidak hanya itu, sejumlah bangsawan kerajaan Wajo ikut memberikan kontibusi dukungan," beber dia,

Pengamat komunikasi dari Universitas Muhammadiyah Arqam Azikin dalam diskusi itu menerangkan bahwa hasil survei bukan jaminan kemenangan, tetapi bagaimana program-program yang bersenntuhan dengan masyarakat iti dijalankan sesuai visi misinya.

"Saya sependapat tadi disinggung soal kesehatan. Seharusnya memang program dan visi misi itu dipertajam kepada masyarakat. Fasilitas kesehatan termasuk alatnya memang harus dipenuhi, karena orang di Wajo akan memilih berobat di kampungnya dari pada harus ke Makassar, sebab alat kesehatan dan fasilitasnya sudah disediakan," katanya.

Mengenai dengan hasil survei itu, lanjut dosen Unismuh Makassar ini, tidak menjadi patokan utama tapi ada variabel-variabel yang harus di prioritaskan dalam mendukung pergerakan suara di Kabupaten Wajo.

Sedangkan pengamat politik lainnya dari Universitas Bosowa, Arief Wicaksono menambahkan, siapapun nanti terpilih persoalan utama adalah program yang dijalankan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dimasa pemerintahannya.

"Masing-masing pasangan calon tentu punya strategi, tapi yang terpenting siapa yang paling baik programnya bersentuhan langsung dengan masyarakat, sehingga dimasukkan dalam RPJM, maka inilah calon pemimpin yang tepat dipilih," ujarnya.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024