Makassar, 18/3 (Antara) - Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan petani berhak memilih menjual produksinya kepada pihak yang bisa memberikan harga yang kompetitif.

Hal itu dikemukakan gubernur Sulsel di Makassar, akhir pekan ini, saat menanggapi adanya polemik tentang penjualan gabah petani yang disinyalir menghalangi petani menjual ke pedagang, selain ke Bulog setempat.

Sebelumnya produksi petani di Kabupaten Maros ingin menjual ke daerah lain, namun dihalangi karena dugaan akan diborong pihak tengkulak, sehingga pihak TNI dari Kodim 1422/Maros mengarahkan penjualan itu ke pihak Bulog.

Padahal harga penyerapan beras petani oleh pihak Bulog relatif lebih rendah dibanding harga beras yang dibeli oleh pedagang dari daerah lain.

Menyikapi hal tersebut, Gubernur Sulsel tidak menyalahkan aparat di lapangan untuk membantu penyerapan Bulog, namun juga memberikan sinyal kepada para petani untuk mencari harga yang kompetitif agar bisa lebih sejahtera.

Sebab, kata Syahrul, kondisi umum pada saat musim panen maka harga gabah atau beras cenderung menurun sesuai hukum pasar, sementara di sisi lain petani berusaha mencari harga yang kompetitif untuk menutupi biaya produksi yang terus meningkat.

Sementara itu warga Kecamatan Lau Kabupaten Maros Nurliah mengatakan harga beras medium dan beras kualitas baik yang dijual di pasaran saat ini sekitar Rp8.000 - Rp9.000 per liter.

"Padahal saat ini musim panen, tapi harga beras cukup tinggi, jadi sangat memberatkan masyarakat. Biasanya pada musim panen ini harga beras turun," katanya.

Menurut dia, tingginya harga beras kategori kualitas medium di daerah yang berjulukan "Butta Salewangang" ini karena disinyalir sebagian hasil panen petani dijual ke kabupaten lain dengan harga lebih tinggi daripada harga jual di daerah ini.

(T.S036/B/L004/L004) 18-03-2018 12:48:57

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024