Makassar (Antaranews Sulsel) - Tim Seleksi calon anggota KPU kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan tetap memfasilitasi peserta penyandang disabiltas atau difabel bernama Hamzah di KPU Gowa yang lolos ke tahapan tes tertulis.

"Kita tetap memfasilitasi, Kami pun sudah berpikir bagaimana kalau Hamzah didampingi saat mengikuti ujian, karena itulah yang kami rasa paling memungkinkan, tapi itu masih sebatas diskusi antar timsel, belum menjadi keputusan,"ujar anggota Timsel kabupaten kota, Andi Luhur di Makassar, Selasa.

Selain itu, pihaknya mengusulkan agar pertemuan dengan organisasi difabel melalui diskusi dengan timsel bisa mencari solusi termasuk mendorong keterlibatan difabel di KPU.

Mengenai dengan adanya masukan penggunaan program pembaca layar khusus bagi difabel, kata dia, belum mengetahui teknis komputer Screen Reader atau pembaca layar yang dimaksud tersebut.

"Kami belum tahu tentang cara kerja Screen Reader itu apakah tersedia atau tidak, karena persoalan teknis seperti ini bukan kami yang menangani, tapi bilamana diperlukan Screen Reader akan kami usahakan," paparnya.

Terkait dengan persoalan waktu tambahan, timsel tidak bisa memberi kebijakan, karena tes sistem CAT (Computer Assisted Test) tersebut telah diatur oleh sistem dari KPU Nasional. Jadi jika telah melewati waktu yang ditentukan, secara otomatis, komputer tersebut akan offline dengan sendirinya.

"Kalau mengenai batasan waktu, semua sudah tersistem dari KPU Pusat, jadi kami tidak bisa memberikan tolerasi, sebab itu sudah aturannya, kami hanya menjalankan," ucap Luhut.

Sebelumnya, Sekertaris Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan, Nur Syarif Ramadhan saat mendatangi KPU Sulsel mengemukakan bahwa tentu tidak adil bagi peserta difabel yang ikut dalam tes CAT waktunya disamakan dengan peserta lainnya.

"Sistem yang dibuat KPU nasional kami nilai sangat tidak ramah bagi difabel penglihatan. Tapi apa boleh buat, untuk menunjukan bahwa sistem itu salah, kita harus jadi korban dulu," katanya mengeluhkan.

Dirinya mengaku pernah ikut dalam beberapa tes tertulis dengan menggunakan sistem komputer, namun dilengkapi dengan sistem Screen Reader, meski demikian kadang masih perlu waktu tambahan dalam mengerjakan soal.

"Saya pernah mengikuti test tertulis diselenggarakan Pemerintah Australia untuk keperluan beasiswa, mereka juga menyiapkan sistem yang ramah bagi saya yang seorang difabel, tapi tetap saja pengerjaan soalnya butuh waktu lebih, "katanya.

Secara terpisah calon anggota KPU Gowa, Hamzah, lebih memilih mengerjakan soal dengan didampingi timsel. Karena untuk menyiapkan komputer yang aksesibel sudah tidak memungkinkan karena waktu yang terbatas.

"Kalaupun screen reader itu disiapkan, saya masih perlu melakukan orientasi pada komputer tersebut, dan belajar bagaimana menginput jawaban ke dalam server. Belum tentu juga sistem buatan KPU dapat diakses oleh Screen Reader, saya tetap memilih didampingi saja,"tambah Hamzah.

Tim sel pun menyanggupi permintaan Hamzah. Nantinya akan ada dua orang yang akan membantu Hamzah. Satu orang yang akan membacakan yang ditunjuk oleh Hamzah sendiri, dan satu orang dari pihak panitia sebagai pengawas.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024