Makassar (Antaranews Sulsel) - Sejak dimulai pembangunannya pada 2011 meliputi pengerjaan lapangan sepak bola, penanaman rumput stadion, saluran air, lintasan lari, pagar keliling atau penataan tribun Stadion Internasional Barombong Makassar, Sulawesi Selatan, sampai saat ini belum rampung.

Meski demikian, progres pembangungan stadion yang dipersiapkan bisa menampung hingga 50 ribu penonton itu perlahan namun pasti sudah mulai menunjukkan perubahan yang positif.

Hal itu bisa dilihat dari pembangunan tribun penonton yang sebelumnya hanya merampungkan bagian sisi timur akibat keterbatasan anggaran, kini sudah selesai secara merata di tiga bagian lain yakni selatan, utara dan barat.

Untuk selanjutnya, stadion yang tentunya akan menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan itu, kini dalam tahap penyelesaian bagian atap dari tiga tribun yang belum lama ini telah dirampungan yakni selatan, barat dan utara.

Proses tender untuk menentukan atau menetapkan siapa yang akan mengerjakan atap pada tiga sisi stadion itu juga sudah dilakukan pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Sulsel. Sesuai rencana diharapkan sudah bisa dimulai pada bulan ini juga.

Proses pengerjaan atap stadion di tiga sisi itu sudah lebih mudah karena telah tersediannya anggaran melalui alokasi yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sulawesi Selatan.

Adapun anggaran yang disediakan untuk penyelesaikan seluruh atap dan beberapa bagian itu juga tidak sedikit yakni mencapai Rp59 miliar.

"Sudah dilakukan tender dan kita harapkan pada April sudah dimulai pengerjaannya. Proses pengerjaan atap memang sudah tidak ada masalah karena kita telah siapkan anggarannya," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Stadion Barombong Muchlis Mallajareng.

Jika tidak ada aral melintang, rencana pengenalan awal atau "soft launching" Stadion Barombong Makassar sudah bisa dimulai pada awal bulan atau disela-sela proses pengerjaan atap stadion.

Untuk agenda peluncuran awal ini sendiri lebih lama dari rencana awal yang diagendakan pada Maret 2018. Adapun salah satu alasannya dikarenakan padatnya acara Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Kegiatan peluncuran awal ini sendiri dimaknai sebagai penanda rampungnya pembangunan struktur yang terdiri atas 88 segmen pekerjaan. "Jadi ini memang belum diresmikan, baru `soft launching` karena pembangunannya belum selesai," jelas pria berkacamata itu.

Dalam acara tersebut, juga dilakukan penyerahan bukti atas hak dari GMTD yang selama ini mengelolah daerah Tanjung Bunga. Termasuk pula agenda pertandingan sepak bola persahabatan bersama Muspida Provinsi Sulsel, PSM legend, dan kalangan wartawan.

Namun dibalik rencana soft launching Stadion Internasional Barombong Makassar itu, terselip satu cerita unik yang dialami Muchlis Mallajareng sebagai orang yang ditugaskan secara khusus oleh gubernur untuk mengawal dan merampungkan stadion tersebut.

Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulawesi Selatan itu mengaku mendapatkan tantangan dari Gubernur Sulsel pada Mei 2018.

Saat itu, dia berkisah, Gubernur Sulsel datang ke lokasi stadion untuk melakukan peninjauan terhadap progres pembangunannya.

Namun pada saat ini, SYL tidak melihat perkembangan seperti yang diharapkan. Bangunan stadion hanya terpusat dibagian timur sementara area lainnya belum ada pembangunan dan sebagainya.

Gubernur Sulsel dua periode itu kemudian menanyakan kendala apa yang dihadapi dan ternyata diketahui persoalan anggaran yang belum tersedia. Pengajuan ke pusat juga tidak mendapatkan apa-apa meski pemerintah memberikan tanggapan positif.

Salah satu hal yang membuat pusat tidak mampu memberikan bantaun anggaran seperti yang diminta Sulsel, karena saat itu pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tengah memfokuskan seluruh anggaran ke agenda pelaksanaan Asian Games 2018.

Pembangunan sarana dan prasarana atau venue pertandingan sejumlah cabang olahraga Asian Games memang membutuhkan dana yang tidak sedikit seingga membuat permintaan bantuan anggaran pembangunan stadion Barombong juga tidak dapat direalisasikan.

"Saya yang saat itu masih status Plt Kadispora Sulsel ditanya berapa anggaran yang dibutuhkan, Saya jawab untuk menyelesaikan ini sesuai rencana butuh Rp164 miliar. Tapi kondisi sekarang sulit karena anggaran pusat terfokus untuk pelaksanaan Asian Games," ujarnya.

Mendengar itu, SYL selanjutnya menanyakan ke sekda tentang berapa anggaran APBD Sulsel yang bisa dikucurkan untuk membantu pengerjaan stadion.

SYL kemudian meminta untuk fokus menyelesaikan. Bahkan dirinya harus berkomitmen jika dialah yang memulai dan dia pula yang harus mengakhiri atau merampungkan pembangunan stadion tersebut.

"Disitulah dia mengaku untuk cukur jenggot saya, Gubernur yang potong atau saya sendiri yang potong. Jika gubernur yang potong maka sukses menjalankan amanah, sementara jika saya sendiri yang potong berarti tidak komitmen atau gagal menjalankan amanah yang diberikan," sebut mantan pelaksana tugas (Plt) Kadispora Sulsel itu.

Karena dirinya tidak ingin dikatakan sosok yang tidak memiliki komitmen, maka Muchlis pada akhirnya memutuskan untuk tidak memotong atau memangkas jenggotnya sampai sekarang.

Jadi setelah acara soft launching Stadion Barombong, Muchlis rencananya akan melapor dan sesuai saran dari rekan-rekanya diminta kesediaan Gubernur Sulsel SYL untuk memotongnya.


Usul Gunakan Nama SYL

Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Sulawesi Selatan mengakui ada usulan penggunaan nama Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo pada Stadion Barombong sebagai bentuk apresiasi atas komitmennya dalam membangun stadion bertaraf internasional itu di Makassar.

Kadispora Sulsel Sri Endang Sukarsi mengakui usulan itu memungkinkan diterima mengingat nama Stadion Barombong memang masih bisa berubah dan belum dipatenkan. Namun soal apakah nantinya akan berubah atau bagaimana, tentunya Dispora Sulsel juga tidak memiliki hak untuk memberikan nama melainkan menunggu respon dari masyarakat Sulawesi Selatan.

Stadion Barombong memang menjadi milik dan kebanggaan masyarakat Sulsel. Begitupun juga dengan penggunaan nama tentunya akan melihat persetujuan dari masyarakat sendiri apakah menerima usulan itu atau bagaimana.

Pemberian nama Stadion Barombong sendiri hanya merujuk pada lokasi stadion yang terletak di Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate, Makassar. Artinya kemungkinan mengalami perubahan itu memang besar.

Sementara untuk usulan penggunaan nama SYL karena dedikasi Gubernur Sulsel dua periode itu terhadap Stadion Barombong yang tetap menyempatkan waktunya untuk melakukan peletakan batu pertama, disaat putra pertamanya, Rindra Sujiwa Syahrul Putra meninggal dunia.

Namun soal usulan nama dari Dispora Sulsel, dirinya mengaku jika SYL sendiri memang belum menyetujui penggunaan namanya. Adapun alasannya karena mantan bupati Gowa dua periode itu tidak ingin gara-gara penggunaan namanya justru menimbulkan polemik di kalangan masyarakat Sulsel.

Tetapi jika penggunaan nama SYL itu kemudian diterima dan menjadi keinginan masyarakat Sulawesi Selatan maka hal itu tentu berbeda.

Dispora Sulsel juga mengatakan meski kondisi stadion belum sepenuhnya sempurna namun untuk asas pakai, sudah bisa digunakan termasuk menjadi lokasi latihan tim PSM Makassar menghadapi kompetisi Liga 1.

Apalagi pada April 2018 ini sesuai rencana sudah dilakukan prosesi peluncuran awal atau soft launching Stadion Barombong Makassar.

Untuk proses launching resminya ditargetkan pada 2019. Namun jika hanya digunakan untuk latihan tentu memungkinan karena kondisi lapangan dan rumput stadion yang sudah ada.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024