Makassar (Antaranews Sulsel) - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Selatan Faisal Amir melaporkan pemberitaan bohong (hoax) ke Mapolda Sulsel yang menyebutkan dirinya melakukan pertemuan dengan salah satu calon gubernur.
"Ini adalah langkah terakhir yang kami tempuh karena kami ingin mengklarifikasi pemberitaan itu sementara kantor dan nama-nama redaksinya juga tidak jelas," kata Faisal Amir di Makassar, Rabu.
Ia mengatakan, laporan yang dilakukannya itu sudah melewati proses diskusi dengan sejumlah pihak termasuk dari KPU Sulsel.
Faisal dimintai keterangan selama lebih dari dua jam oleh penyidik Direktorat Reserse dan Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sulsel.
"Kan di Polda Sulsel ada tim cyber crime dan semoga bisa dituntaskan. Saya berharap jangan lagi ada berita-berita hoax yang bisa mengganggu situasi keamanan dan ketertiban di Sulsel," katanya.
Diakuinya, dirinya dirugikan dengan pemberitaan di media dalam jaringan (daring/online) tajuksulsel.com yang menyudutkannya dan institusinya KPU Sulsel yang disebut melakukan pertemuan khusus dengan Cagub Sulsel Nurdin Halid.
"Di dalam berita itu tidak ada narasumber dan dia sebut inisial nama FA, komisioner KPU Sulsel. Yang di KPU Sulsel inisial FA kan hanya saya dan berita itu kemarin keluarnya dikabarkan bertemu di Jakarta dengam salah satu cagub, sedangkan saya ada di kantor Gubernur Sulsel ikut kegiatan KPK," jelasnya.
Sementara itu, juru bicara Nurdin Halid, Muhammad Natsir membantah kabar yang menyatakan terjadi pertemuan di Jakarta antara Nurdin Halid dan anggota KPU Sulsel berinisial FA itu.
"Kabar pertemuan NH dengan komisioner KPUD Sulsel dan sejumlah ketua KPUD kabupaten/kota di Jakarta jelas mengada-ada. Hoax itu sengaja disebar untuk merusak elektabilitas NH terus bergerak positif," katanya.
Nasir mengimbau masyarakat lebih cermat dan bijak dalam memilah informasi yang banyak berseliweran.
Ia juga meminta media yang memuat berita pertemuan NH dengan pihak KPU segera meralat pemberitaannya. Terlebih, media itu terkesan tendensius dan berpihak kepada salah satu paslon.
"Berikanlah informasi yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan, informasi itu juga sejatinya memiliki nilai edukasi dalam upaya menghadirkan pilkada berkualitas dan damai, jangan malah menyebar hoax. Yang dirugikan di sini jelas adalah NH dan pihak KPUD," tuturnya.
Pilgub Sulsel diikuti empat pasangan calon yakni nomor urut satu, Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz) yang didukung oleh Partai Golkar, Nasdem, Hanura, PKB, PKPI dengan jumlah kursi 35.
Selanjutnya, paslon nomor urut 2 Agus Arifin Nu`mang dan Tanri Balilamo (Agus-Tanri)? diusung oleh Partai Gerindra, PPP, PBB dengan jumlah kursi 19.
Paslon nomor urut 3, Nurdin Abdullah dan Sudirman Sulaiman (Prof Andalan)? kemudian diusung oleh PAN, PDI-P dan PKS dengan jumlah kursi 20.
Paslon nomor urut 4, Ichsan Yasin Limpo dan Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) maju melalui jalur perseorangan dengan total 501.046 dukungan.
"Ini adalah langkah terakhir yang kami tempuh karena kami ingin mengklarifikasi pemberitaan itu sementara kantor dan nama-nama redaksinya juga tidak jelas," kata Faisal Amir di Makassar, Rabu.
Ia mengatakan, laporan yang dilakukannya itu sudah melewati proses diskusi dengan sejumlah pihak termasuk dari KPU Sulsel.
Faisal dimintai keterangan selama lebih dari dua jam oleh penyidik Direktorat Reserse dan Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sulsel.
"Kan di Polda Sulsel ada tim cyber crime dan semoga bisa dituntaskan. Saya berharap jangan lagi ada berita-berita hoax yang bisa mengganggu situasi keamanan dan ketertiban di Sulsel," katanya.
Diakuinya, dirinya dirugikan dengan pemberitaan di media dalam jaringan (daring/online) tajuksulsel.com yang menyudutkannya dan institusinya KPU Sulsel yang disebut melakukan pertemuan khusus dengan Cagub Sulsel Nurdin Halid.
"Di dalam berita itu tidak ada narasumber dan dia sebut inisial nama FA, komisioner KPU Sulsel. Yang di KPU Sulsel inisial FA kan hanya saya dan berita itu kemarin keluarnya dikabarkan bertemu di Jakarta dengam salah satu cagub, sedangkan saya ada di kantor Gubernur Sulsel ikut kegiatan KPK," jelasnya.
Sementara itu, juru bicara Nurdin Halid, Muhammad Natsir membantah kabar yang menyatakan terjadi pertemuan di Jakarta antara Nurdin Halid dan anggota KPU Sulsel berinisial FA itu.
"Kabar pertemuan NH dengan komisioner KPUD Sulsel dan sejumlah ketua KPUD kabupaten/kota di Jakarta jelas mengada-ada. Hoax itu sengaja disebar untuk merusak elektabilitas NH terus bergerak positif," katanya.
Nasir mengimbau masyarakat lebih cermat dan bijak dalam memilah informasi yang banyak berseliweran.
Ia juga meminta media yang memuat berita pertemuan NH dengan pihak KPU segera meralat pemberitaannya. Terlebih, media itu terkesan tendensius dan berpihak kepada salah satu paslon.
"Berikanlah informasi yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan, informasi itu juga sejatinya memiliki nilai edukasi dalam upaya menghadirkan pilkada berkualitas dan damai, jangan malah menyebar hoax. Yang dirugikan di sini jelas adalah NH dan pihak KPUD," tuturnya.
Pilgub Sulsel diikuti empat pasangan calon yakni nomor urut satu, Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz) yang didukung oleh Partai Golkar, Nasdem, Hanura, PKB, PKPI dengan jumlah kursi 35.
Selanjutnya, paslon nomor urut 2 Agus Arifin Nu`mang dan Tanri Balilamo (Agus-Tanri)? diusung oleh Partai Gerindra, PPP, PBB dengan jumlah kursi 19.
Paslon nomor urut 3, Nurdin Abdullah dan Sudirman Sulaiman (Prof Andalan)? kemudian diusung oleh PAN, PDI-P dan PKS dengan jumlah kursi 20.
Paslon nomor urut 4, Ichsan Yasin Limpo dan Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) maju melalui jalur perseorangan dengan total 501.046 dukungan.