Makassar (Antaranews Sulsel) - Para relawan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) yang tergabung dalam Klub Belajar Sipatokkong (KBS) Kota Makassar, Sulawesi Selatan, akan menggelar lomba kreatif untuk kalangan difabel.

Ketua Panitia Pelaksana Lomba Riska Nurul Usman saat berkunjung di LKBN ANTARA Biro Sulawesi Selatan di Makassar Jumat mengatakan pelaksanaan kegiatan lomba kreatif bagi anak-anak berkebutuhan khusus itu akan dilakasanakan pada 22 April 2018 di Taman Sulapa Appa Universitas Negeri Makassar (UNM).

Penyelenggaraan lomba tersebut bertemakan "Sehari Bersama Mama, Merayakan Hari Kartini dengan Anak Spesial", dengan beberapa kegiatan antara lain lomba hias bekal, meliput selimut, pakai kemeja berkancing, pakai kaos kaki dan sepatu bertali, dan `booth campeign`.

Kegiatan lomba yang melibatkan anak-anak berkebutuhan khusus ini untuk menumbuhklan rasa kepedulian masyarakat, terutama bagi orang tua untuk selalu memberikan kasih sayang terhadap anak-anak mereka (ABK) seperti halnya orang normal," ujarnnya.

Menurut dia, pada acara lomba tersebut nantinya para difabel yang selama ini sudah dilakukan pendampingan oleh para relawan KBS sebanyak 12 orang itu akan mempertujukan kreatifnya dengan didampingi orang tua mereka.

"Kami melaksanakan kegiatan dengan jenis lomba seperti itu selain untuk mengetahui sejauh mana dampak proses pedampingan dari relawan selama ini, juga untuk menggugah masyarakat, terutama orang tua untuk peduli dengan anak-anak berkebutuhan khusus ini," ujarnya.

Ketua KBS Kota Makassar Indria Siregar SPsi mengatakan para relawan KBS yang sudah terlibat selama satu setengah tahun mendampingi ABK, khususnya dari kalangan masyarakat prasejahtera yang di Kota Makassar sebagai rasa kepedulian sosial untuk mengurangi beban hidup keluarga mereka.

Komitmen Klub Belajar Sipatokkong ini hanya semata untuk membantu para difabel dari kalangan keluarga prasejahtera, baik kegiatan terapi kesehatan maupun kegiatan belajar," ujarnya.

Ia mengatakan relawan KBS yang terhimpun dari kalangan alumni/mahasiswa dan karyawan swasta yang peduli sosial ini sudah melakukan sesi terapi terhadap para ABK setiap minggu selama 1-1,5 jam.

"Kita bantu dengan sesi terapi bagi ABK prasejahtera ini, dan setiap anak ditangangi oleh tiga atau empat orang relawan. Dan Alhamdulillan selama satu tahun lebih ini ada kemajuan dan orang tua merasa berterima kasih melihat perkembangan anak mereka," ujarnya.

Indria mengatakan kegiatan sosial tetap memungut biaya hanya sebesar Rp10.000 per orang dalam setiap kali terapi, dan biaya tersebut untuk dipergunakan bagi perawatan alat terapi. Sementara kalau melakukan di tempat ahli praktik biayanya cukup mahal sekitar Rp100 ribu setiap kali terapi.

"Alhamdulillah ada juga orang dermawan yang memberikan donasi untuk membantu penanganan difabel. Dan kalau ada bantuan donasi tersebut kita juga pertanggungjawabkan secara transparan di publik," ujar alumni Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM) ini.

Pewarta : Laode Masrafi
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024