Jakarta (ANTARA) - Pelari nasional Atjong Tio Purwanto mengutamakan pemulihan cedera kaki kanannya usai mengikuti final lari nomor halang rintang 3.000 meter senior putra pada Kejuaraan Nasional Atletik U-18, U-20 dan Senior 2019.

Sejatinya dia memimpin jalannya tujuh putaran menjelang akhir, namun naas dia terjatuh dua kali sebelum garis finis pertandingan yang berlangsung di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (7/8/2019) kemarin.

"Sakit sekali kaki kanan saya di tapak jalurnya kelingking," kata Atjong saat dihubungi, Kamis.

Dia menjelaskan akan melakukan pemulihan sekiranya memakan waktu tiga hingga empat minggu kedepan.

"Lebih baik saya nurut dengan yang lebih tahu akan cedera ini," ujarnya.

Tidak menutup kemungkinan jika dia akan mengubah bentuk latihan saat mengalami pemulihan cederanya itu, dan berusaha untuk tidak berhenti latihan dalam menjaga kondisi daya tahan tubuhnya untuk selalu stabil dan fit.

Atjong sendiri baru melakukan latihan sekitar sebulan lalu yang berlangsung di kawasan Pangalengan, Jawa Barat pasca cedera yang dialaminya pada betis kanannya usai gelaran ASIAN Games 2018 lalu.

Namun Atjong membantah jika dia terjatuh pada final akibat cedera yang dialaminya itu. "Saya dalam kondisi sehat sudah tidak terasa cederanya, udah enakan," kata dia.

Sejatinya, rekor nasional halang rintang itu dipegang atas namanya pribadi, dengan catatan waktu 8 menit 54.32 detik saat mengikuti ajang ASIAN Games 2018 lalu yang berada di posisi 12 ketika itu.

Namun catatan waktunya masih belum bisa lolos limit pelatnas senior yang catatan waktunya 9 menit 06.00 detik ditetapkan oleh Pengurus Besa Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) supaya lolos SEA Games 2019 di Manila, Filipina. Tetapi bisa melampaui limit PON XX ada di catatan waktu 9 menit 40.00 detik.

"Kalau masih dipercaya dan diberi kesempatan lagi, ya Insyaallah berusaha sebaiknya untuk Merah Putih," ucap atlet berusia 28 tahun itu.

Baca juga: Atjong Tio Purwanto alami cedera kaki kanan

Pewarta: Mochammad Risyal Hidayat
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019