Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) dan PT Badak LNG bersinergi untuk menyediakan infrastruktur gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) terintegrasi guna mendukung pengembangan bisnis Kilang Cilacap guna memperkuat kemandirian energi nasional.

Proyek ini akan menyuplai gas dengan peningkatan volume secara bertahap 111 MMSCFD selama 20 tahun ke Kilang Cilacap melalui skema Small Scale Land Based Regasification Terminal yang diperkirakan membutuhkan biaya investasi sebesar 151,7 juta dolar AS.

"Proyek akan digunakan untuk mengembangkan market LNG retail di Jawa Tengah bagian Selatan. Pemanfaatan gas akan menghasilkan efisiensi 58,5 juta dolar AS per tahun," kata Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Rabu.

Kesepakatan penting dari sinergi ini meliputi tiga lingkup, yaitu antara Perusahaan Gas Negara (PGN) dan Kilang Pertamina Internasional (KPI) untuk penyediaan infrastruktur gas alam cair.

Selanjutnya, kesepakatan antara PGN dan PT Badak LNG untuk penyediaan fasilitas penyimpanan dan breakbulking gas alam cair. Lainnya, antara PGN dan Pertamina Internasional Shipping (PIS) untuk utilisasi kapal gas alam cair dengan skema long term time charter.

Mulyono menuturkan kerja sama ini dapat menjadi milestone untuk memperkuat sinergi yang saling menguntungkan antar subholding dan holding Pertamina Grup.

Kilang Cilacap merupakan salah satu dari tujuh unit pengolahan di Indonesia, memiliki kapasitas produksi sebesar 348.000 barrels stream per day (BSD).

Kilang ini bernilai strategis dengan memasok 34 persen kebutuhan BBM nasional atau 60 persen kebutuhan bahan bakar minyak di Pulau Jawa. Hal tersebut membuat Kilang Cilacap menjadi kilang dengan kapasitas terbesar di Indonesia.

"Proyek ini termasuk dalam prioritas proyek PGN dalam menyediakan supply chain LNG yang terintegrasi dan diharapkan bisa memenuhi kebutuhan gas di Kilang Cilacap dengan tepat biaya, mutu dan waktu,” kata Direktur Utama PGN Haryo Yunianto.

Lebih lanjut ia menambahkan bahwa sinergi ini menjadi bentuk dukungan PGN terhadap Pertamina Grup dalam mengelola portfolio gas alam cair yang bisa dioptimalkan dalam rangka substitusi bahan bakar berjenis Residual Fuel Oil (FRO) menjadi bahan bakar berbasis gas.

"Proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menumbuhkan perekonomian nasional dan dapat mengurangi impor serta menekan defisit neraca migas," tutup Haryo.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021