Tapi pekerjaan rumahnya, betulkah kita sudah bertransformasi yang sesungguhnya ? Atau baru perubahan nama
Solo, Jawa Tengah (ANTARA) - Kementerian Agama meminta kepada seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) untuk melakukan transformasi institusi, digital dan internasionalisasi secara masif, demi mengembangkan eksistensi PTKIN.

"Kalau belum bertransformasi kelembagaan/institusi, sudah harus berani bertransformasi digital. Kalau belum, maka sudah berani transformasi internasionalisasi," kata Direktur PTKIN Kemenag Prof Amin Suyitno, di Solo, Minggu malam pada welcome dinner para intelektual muslim dan pimpinan PTKIN se-Indonesia dalam kegiatan "Annual Internasional Conference on Islamic Studies" (AICIS) XX 2021.

Baca juga: AICIS ke-20 bahas reaktualisasi fikih dan kebijakan publik

Prof Suyitno menerangkan perubahan bentuk kelembagaan dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN), kemudian dari IAIN bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) menjadi bukti nyata transformasi institusi.

"Tapi pekerjaan rumahnya, betulkah kita sudah bertransformasi yang sesungguhnya ? Atau baru perubahan nama," tanya Prof Suyitno.

"Yang paling tau andalah, yang punya lembaga masing-masing. Tentulah kita sudah bertransformasi, marilah kita introspeksi, jangan-jangan kita baru berubah nama, berubah merek," sebut Prof Suyitno.

Baca juga: Sekjen PBNU: Kemenag hadiah bagi semua agama

Kemudian, kata Prof Suyitno, bahwa PTKIN harus berani melakukan transformasi digital, walaupun belum bertransformasi dalam perubahan bentuk kelembagaan.

"AICIS yang selalu kita suarakan dan besok dibuka oleh Bapak Wapres KH Ma'ruf Amin, itu bukti nyata bahwa kita PTKIN sudah masuk ke dunia digital. Dengan cukup menyentuh aplikasi playstore, semua kita bisa menggunakan, bisa mengakses, bisa terlibat aktif menjadi narasumber, peserta," katanya.

"Ini contoh bahwa PTKIN sudah masuk ke dunia digital, dan itu sesuatu yang harus kita syukuri. Pertanyaannya kemudian, apakah ini hanya berhenti saja di sini atau tidak," ujarnya.

Baca juga: Kemenag Kaltim tunggu juknis pusat pemberangkatan Umroh

Karena itu, ia meminta kepada seluruh PTKIN agar mulai melakukan adaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dan digital, dalam meningkatkan kualitas pelayanan akademik di masing-masing PTKIN.

Terakhir, ujar dia, semua PTKIN harus bertransformasi internasionalisasi atau menginternasionalisasi proses-proses dan pengembangan akademik, seperti kuliah berbasis learning management sistem dan berbasis digital.

"Semua PTKIN berkesempatan yang sama untuk bisa bersama-sama menginternasionalisasi kelembagaannya dalam pelayanan dan pengembangan mutu akademik. Jadi tiga ini pekerjaan rumah kita bersama, jangan sampai tidak di salah satunya," ujarnya.

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021