Kendari (ANTARA News) - Akibat menunggak pembayaran listrik ke PLN setempat, aliran listrik ke Stasion Radio Republik Indonesia (RRI) Regional I Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk sementara diputuskan oleh petugas PLN Cabang Kendari. Manajer Pemberitaan RRI Kendari, Drs Kusnadi, yang ditemui sejumlah wartawan di Kendari, Sabtu mengatakan, meski telah terjadi pemutusan aliran listrik oleh pihak PLN Cabang Kendari, proses tayang siaran di beberapa studio masih tetap mengudara seperti biasanya. "Memang benar sejak hari ini (Sabtu, 25/3), pihak PLN telah melakukan pemutusan aliran listrik sementara di tiga tempat secara serentak, yakni di Studio Kendari, jalan Laute, di pemancar Radio Silea di Pohara Kabupaten Konawe dan Pemancara Lepo-Lepo, Kecamatan Baruga," kata Kusnadi. Ia mengatakan, meski pihak PLN telah melakaukan pemutusan aliran listrik yang dinilai secara sepihak itu, pihak RRI Kendari terpaksa harus menggunakan cadangan mesin genset yang hanya sewaktu-waktu digunakan dalam keadaan darurat demi untuk tetap beroperasinya siaran. "Hanya saja, daya mampu mesin diesel itu sangat terbatas, apalagi dengan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) solar yang tidak sedikit yakni, bila dioperasikan ketiga mesin selama 12 jam maka setidaknya, akan menghabiskan bahan bakar sedikitnya 450 liter," katanya. Dia mengatakan, pemutusan aliran listrik oleh petugas PLN di tiga titik milik RRI Kendari itu, dinilai sangat kelewatan karena seharusnya jauh-jauh sebelum dilakukan pemutusan harus ada pemberitahun kepada konsumen namun ironisnya begitu petugas PLN datang langsung melakukan pemutusan. Mengenai besarnya biaya tunggakan pembayaran listrik, Kusnadi yang didampingi Bagian Teknisi RRI Kendari, Rasade mengatakan, memasuki tiga bulan tagihan itu mencapai Rp55 juta di tiga titik penggunaan listrik di studio secara terpisah. "Untuk tunggakan listrik di studio RRI Regional yang berada di jalan La Ute Kendari mencapai Rp17 juta lebih, Pemancar RRI Lepo-Lepo sebesar Rp20 juta lebih dan pemancar Silea Pohara sebanyak Rp18 juta," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006