Moscow (ANTARA News) - Mikhail Kalashnikov, perancang senapan serbu AK-47 yang tersohor, dimakamkan dengan upacara kenegaraan di taman makam pahlawan di luar kota Moskow, Jumat.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu merupakan dua diantara sejumlah pejabat tinggi yang hadir untuk memberikan penghormatan terakhir terhadap Kalashnikov, yang dimakamkan di Kompleks Pemakaman Militer di kota Mytischi.

Putin menaruh dua tangkai bunga mawar di atas peti mati dan prajurit militer memberikan penghormatan terakhir dengan berondongan tembakan dari senapan buatan Kalashnikov, AK-47.

Perancang senjata tersebut wafat dalam usia 94 tahun pada Senin di kampung halamannya, Izhvesk, yang berjarak 1.300 kilometer dari kota Moskow.

Putin yang menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga Kalashnikov mengatakan "pria yang memiliki bakat dan komitmen luar biasa telah tiada, Kalashnikov merupakan tokoh penting dalam sejarah Rusia."

Mikhail Timofeyevich Kalashnikov lahir pada 10 November 1919 saat perang saudara menyusul Revolusi Bolshevik.

Dia lahir dari keluarga petani di desa Kurya, wilayah Altai, Siberia bagian Selatan.

Kalashnikov, yang masih berpangkat sersan pada masa Perang Dunia II, mendapat pangkat kolonel tahun 1969 lalu menjadi jenderal bintang dua.

Dia pernah mendapat penghargaan "Pahlawan Buruh Sosialis" dua kali serta diberi Penghargaan Stalin dan Penghargaan Lenin.

Meski AK - 47 kini telah melegenda, para awalnya perancang senjata Rusia menganggap remeh senapan "primitif" karya sersan Kalashnikov tahun 1942.

Dia merancang AK - 47 saat dirawat di rumah sakit di Kazakhstan akibat luka bakar dari tank pada Perang Dunia II.

Lima tahun kemudian, AK - 47 rancangannya dipilih oleh militer dari serangkaian model yang diajukan para perancang.

Kalashnikov mengatakan bahwa simpel dan dapat diandalkan adalah hal yang menyelamatkan nyawa dalam perang.

Jika di Barat seorang penemu bisa jadi miliuner, maka di Rusia Kalashnikov tinggal di apartemen sederhana era Soviet di Izhevsk.

Pada tahun 90-an dia bertemu dengan pencipta M-16, Eugene Stoner.

Setelah perjumpaan itu Kalashnikov membandingkan dirinya yang hampir tidak bisa membeli tiket perjalanan Izhevk-Moskow sedangkan Stoner menerbangkan pesawat sendiri.

Pada saat berkunjung ke Jerman pada 2002, Kalashnikov mengatakan bangga atas senjata hasil rancangannya, sekaligus merasa sedih karena AK-47 secara luas digunakan oleh kelompok teroris, demikian Xinhua.

(Uu.P012/M014)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013