Kabul (ANTARA News) - Dua pria Afghanistan yang memakai seragam militer menembaki pasukan asing di wilayah timur negara itu, Rabu, menewaskan dua prajurit, kata seorang pejabat Afghanistan dan koalisi pimpinan NATO.

Seorang pejabat kementerian dalam negeri mengatakan, penembakan itu berlangsung di provinsi Kapisa, sebelah utara Kabul, ibu kota Afghanistan, lapor Reuters.

Koalisi pimpinan NATO mengkonfirmasi dua prajurit asing tewas ditembak namun tidak menyebutkan kewarganegaraan mereka.

Insiden itu merupakan serangan "orang dalam" pertama tahun ini. Tahun lalu ada 10 insiden semacam itu, yang mengakibatkan kematian 15 prajurit ISAF, menurut data yang dihimpun Reuters.

Serangan-serangan itu membuat koalisi menghentikan singkat semua kegiatan bersama, yang merupakan pondasi dari misi NATO di Afghanistan.

Belum jelas apakah Taliban mendalangi serangan terakhir itu.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan setelah digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara dikirim ke Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan negara-negara Barat pendukungnya telah sepakat bahwa semua pasukan tempur asing akan kembali ke negara mereka pada akhir 2014, namun Barat berjanji memberikan dukungan yang berlanjut setelah masa itu dalam bentuk dana dan pelatihan bagi pasukan keamanan Afghanistan.

NATO bertujuan melatih 350.000 prajurit dan polisi Afghanistan pada akhir 2014 untuk menjamin stabilitas di negara itu, namun tantangan-tantangan tetap menghadang dalam proses peralihan itu.

Desersi, penugasan yang buruk dan semangat rendah termasuk diantara masalah utama yang menyulitkan para komandan NATO dan Afghanistan.

Pada Oktober 2011, Taliban berjanji akan berperang sampai semua pasukan asing meninggalkan Afghanistan.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014