...pelaku langsung membacok pria yang diduga selingkuhan istrinya dengan menggunakan parang. Korbanpun ambruk bersimbah darah. Belum puas melihat Tampu rubuh, Bariun kembali melayangkan parang beberapa kali kebagian tubuh korban."
Pekanbaru (ANTARA News) - Kepolisian Resor Kabupaten Pelalawan, Riau masih memburu pria berinisial BB (35) karena nekat membacok Tampu, laki-laki yang diduga sebagai selingkuhan isterinya hingga tewas.

"Laporan ini telah kami terima dan anggota telah mengumpulkan bukti-bukti serta memintai keterangan sejumlah saksi. Sementara pelaku masih dalam pengejaran," kata Kapolres Pelalawan AKBP Ade Johan Sinaga kepada pers lewat sambungan telepon, Selasa.

Menurut laporan di kepolisian, peristiwa tersebut berlangsung pada Senin (9/3). Saksi-saksi menyatakan kejadian itu berawal dari pelaku yang mengetahui sang istri sedang berdua-duaan dengan kekasih gelapnya, Tampu.

Bariun yang mendapat informasi tentang perselingkuhan itu, langsung mencari istrinya, dan mendapati mereka tengah berboncengan menggunakan sepeda motor dari arah Pangkalan Kerinci menuju Sorek.

Pelaku kemudian memberhentikan keduanya tepat di Simpang Desa Palas, Kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan.

"Ketika itu, pelaku langsung membacok pria yang diduga selingkuhan istrinya dengan menggunakan parang. Korbanpun ambruk bersimbah darah. Belum puas melihat Tampu rubuh, Bariun kembali melayangkan parang beberapa kali kebagian tubuh korban," katanya.

Setelah melihat Tampu tak berdaya, lanjut polisi, Bariun menyasar korban selanjutnya yang tak lain adalah istri sahnya. Namun belum sempat parang tersebut melayang, sang istri langsung kabur melarikan diri dengan sepeda motornya kekawasan Sorek.

"Sementara, korban yang sudah bersimbah darah, langsung di larikan ke rumah sakit. Namun, sebelum mendapatkan penanganan medis, Tampu meninggal dunia," katanya.

Kapolres mengatakan, sejauh ini pihaknya masih menyelidiki perkara itu dan keterangan sejumlah saksi juga masih terus dikumpulkan.

"Identitas pelaku telah didapat dan masih dalam pengejaran," katanya.

Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015