Lamongan (ANTARA Nentara) - Personel Kepolisian Resor (Polres) Lamongan, Jawa Timur, masih melakukan penjagaan sekaligus memberikan garis polisi di kediaman Zainal Anshori, terduga teroris di Kelurahan Blimbing.

"Sejumlah petugas yang ditempatkan di kediaman Zainal Anshori sifatnya hanya mengawasi, sebab penjagaan langsung dilakukan keluarganya," kata Kapolres Lamongan AKPB Juda Nusa Putra yang dimintai konfirmasi Antara di Lamongan, Jumat.

Penjagaan dilakukan, menurut dia, karena di kediaman Anshori ada rukonya yang di dalamnya terdapat banyak barang-barang.

"Polisi hanya mengawasi sebab penjagaan langsung dilakukan keluarganya. Penangkapan tiga terduga teroris langsung dilakukan Densus 88. Kami sifatnya hanya membantu," katanya menegaskan.

Menjawab pertanyaan adanya informasi bahwa ketiga terduga teroris dibahwa ke Mabes Polris, ia menjawab tidak tahu.

"Kami kurang tahu, sebab setelah itu kewenangannya ada di Densus 88. Yang jelas ketiganya dalam keadaan sehat," ujarnya.

Dari keterangan yang diperoleh Densus 88 melakukan penangkapan tiga terduga teroris di wilayah Kecamatan Paciran, Lamongan, Jumat sekitar pukul 09.30 WIB-10.30 WIB

Zainal Anshori (50) dan Hendis Efendi, keduanya beralamat di Kelurahan Blimbing, Kecamatan Paciran, ditangkap ketika berboncengan sepeda motor di depan SMPN Paciran. Menyusul kemudian satu terduga teroris Hasan ditangkap di Desa Paciran, Kecamatan Paciran.

Sekitar pukul 10.30 WIB, ketiga terduga teroris yang diamankan dari dua TKP di Lamongan tersebut akhirnya dibawa oleh anggota Densus 88 menuju Mapolda Jawa Timur.

Ali Fauzi, kakak kandung Bomber Amrozi, yang dimintai konfirmasi menyatakan ketiga terduga teroris yang ditangkap Densus 88 itu merupakan jaringan baru.

"Mereka jaringan baru," ucapnya ketika ditanya kemungkinan ketiganya dari jaringan ISIS.

Ia menyebutkan jaringan teroris ada tiga yaitu jaringan lama, baru dan jaringan teroris melalui internet.

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017