Balikpapan, Kalimantan Timur (ANTARA News) - Sampai pukul 15.45 WIT hari ini, tiga orang pemancing yang hilang di Teluk Balikpapan masih dicari. Mereka belum ditemukan saat terjadi kebakaran tumpahan minyak pukul 10.30-11.30 WIT Sabtu (31/3).

"Kami masih menggelar pencarian korban atas nama Sutoyo (42) dan Suyono (55), dan kemudian Agus Salim (42)," kata Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Balikpapan, Octavianto, di Pos SAR di jetty Chevron Indonesia Company, di Pelabuhan Semayang, Balikpapan.

Menurut Octa, pencarian menjadi lebih sulit karena laut masih tercemar sisa-sisa minyak yang berwarna hitam dan berbau menyengat. Sejumlah pratanda yang biasa muncul dalam keadaan normal dalam upaya pencarian orang hilang di air, menjadi tertutup oleh polutan itu.

"Di sekitar jetty ini saja baunya menyengat begini. Begitu pula di sekitar kapal MV Ever Judger sana," lanjut Octa.

Kapal Ever Judger adalah kapal yang tengah lego jangkar di tengah Teluk Balikpapan yang nyaris terbakar karena tumpahan minyak yang terbakar tidak jauh dari posisinya. Kapal itu disemprot air oleh kapal pemadam kebakaran agar tidak panas dan kargonya, berupa batubara 74.000 ton tidak turut menyala dan terbakar.

"Sebab panas api saja bisa menyalakan itu batubara," kata Octa.

Di sekitar MV Ever Judger yang berbedera Panama itu pencarian dilakukan intensif, seperti juga di bawah dermaga Pelabuhan Semayang.

"Radius pencarian kami luaskan hingga 6 km persegi atau 3 mil persegi, dengan jarak tempuh 20 km," jelas Octa.

Suyono dan Sutoyo kemudian diketahui adalah rekan dari Imam N yang siang saat kebakaran ditemukan tewas. Mereka pergi memancing dengan perahu yang sama.

Imam sendiri ditemukan bersamaan dengan jenazah Wahyu Gusti Anggoro (27). Anggoro dipastikan berasal dari perahu yang berbeda dari trio Iman-Suyono-Sutoyo.

Suyono beralamat di Gunung Empat RT 40 dan Sutoyo yang tinggal di Klandasan Ulu RT 25.

Octa menambahkan bahwa selain para relawan dari Kantor SAR Balikpapan, turut terlibat dalam pencarian para prajurit TNI AL dari Pangkalan TNI AL Balikpapan, kru HSE PT Pertamina RU V, petugas dari Polres Balikpapan dan Polsek Pelabuhan Semayang, KPPP Semayang, para relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan dan Penajam Paser Utara, dan petugas kesehatan dari Klinik Lanal, Klinik Ibnu Sina Pertamina, dan RS Pertamina.

Petugas melakukan pencarian dengan kapal SAR 408 Lamaru, perahu karet, dan sejumlah speedboat.

Sebelumya diketahui kebakaran tumpahan minyak di Teluk Balikpapan memakan korban 2 orang tewas dan 1 mengalami luka bakar. Dua orang yang tewas diketahui sebagai pemancing dan satu orang lagi warga negara asing anak buah kapal kargo batubara yang sedang lego jangkar.

Dari identifikasi polisi di Ruang Mortuary RS Bhayangkara Balikpapan, diketahui nama korban adalah Imam N, kelahiran Kutai Lama, Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara 2 Mei 1976, dan Wahyu Gusti Anggoro, kelahiran Balikpapan 30 Juli 1990.

"Satu lagi korban adalah anak buah kapal berkewarganegaraan China dari Kapal Ever Judger yang terluka bakar. Seluruh ABK kapal tersebut sebanyak 16 orang juga kami ungsikan ke darat," kata Kepala Polisi Resort Balikpapan, Ajun Komisaris Besar Polisi Wiwin Fitra, pada kesempatan terpisah.

Hingga saat ini polisi masih menyelidiki bagaimana munculnya kobaran api di tengah laut itu. Fakta sebelumnya muncul tumpahan minyak sepanjang 400 meter diduga kuat berhubungan erat dengan kejadian tersebut.

Tumpuhan minyak terjadi sejak pukul 03.00 dinihari dan begitu hari terang, unit dari Pertamina Refinery Unit (RU) V melakukan langkah-langkah pengamanan dan pembersihan.

"Kami bisa pastikan minyak itu bukan minyak mentah yang diolah di kilang. Minyak yang tumpah itu dari sampel yang kami ambil adalah MFO, marine fuel oil, atau minyak bahan bakar kapal," kata General Manager Pertamina RU V Togar MP.

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018