Jakarta (ANTARA News) - Salah satu perusahaan rokok nasional berskala global sempat kebingungan untuk menentukan lokasi pemasangan papan reklame (baliho)-nya di Pulau Jawa. Pasalnya, perusahaan tersebut memiliki beberapa merek produk yang masing-masing memiliki kelompok konsumen atau segmen pasar berbeda. "Akhirnya, perusahaan tersebut memanfaatkan peta digital dan Geographical Information System (GIS). Dengan teknologi ini, setiap merek produknya dapat dipromosikan secara lebih tepat ke konsumennya," kata Agung Prabowo (agung.prabowo@maxxima-tecnology.com), praktisi GIS yang lulusan Departemen Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) 1998. Pemegang lisensi ESRI, pengembang aplikasi peta digital dan Sistem Informasi Geografis (GIS) terbesar sedunia, itu mengemukakan bahwa peta digital (digital maps), apalagi yang berteknologi GIS, kian berperan dalam berbagai pengambilan keputusan bisnis karena mampu menyajikan sejumlah informasi geografis secara terinci. Peta digital secara rupa bumi yang secara prinsip seluruh tahapan produksinya menggunakan teknik digital, mulai dari pengumpulan foto udara melalui alat fotogametri analitis, proses penyuntingan (editing), desain kartografi sampai dengan proses separasi warna sebelum dicetak. Proses melengkapi data secara digital membuat peta yang dihasilkan menjadi sangat teliti, bahkan jika dibanding peta konvensional dalam bentuk cetak, maka lebih mudah dan murah untuk dimutakhirkan. Selain itu, peta digital hasil dokumennya menjadi sangat bervariasi pemanfaatannya lantaran format digitalnya (softcopy) dapat pula dicetak ke kertas (hardcopy) dalam berbagai ukuran berdasarkan ketajaman kapasitas menggunakan komputer maupun hasil tercetaknya. Hal inilah yang bakal mempengaruhi satuan besaran pembanding (skala) petanya. "Untuk berbagai kepentingan bisnis, maka skala peta digital berskala 1:5.000 sudah ideal untuk dimanfaatkan." ujar Agung Prabowo yang juga Direktur PT Maxxima Innovative Engineering (http://www.maxxima-technology.com), perusahaan penyedia jasa peta digital, GIS, simulasi tempur, dan sejumlah aplikasi bisnis. Sementara itu, GIS adalah aplikasi komputer untuk memasukkan, menata, mengolah dan memaparkan data yang memiliki referensi ruang, termasuk data peta digital. GIS meliputi banyak sektor kepentingan, antara lain analisis lingkungan hidup, optimasi jalur lalu lintas, perencanaan wilayah, manajemen pengembangan fasilitas umum, dan riset pasar. Aplikasi GIS dapat digabungkan dengan data tematik yang belum terdapat pada peta rupabumi, misalnya data kependudukan, data lalu lintas, dan jalur hijau. Kemampuan GIS sebagai alat bantu mengetahui data kependudukan, manajemen pengembangan fasilitas umum dan riset pasar itulah yang membuat satu perusahaan rokok nasional mampu mengambil keputusan bisnis berupa di lokasi mana saja setiap baliho iklannya di tempatkan berdasarkan segmen pasar konsumennya. Peta digital hanya menyediakan data baku menyangkut geometri permukaan bumi yang tepat, sehingga dalam aplikasi GIS dimungkinkan dimasukkan data analisis, seperti lokasi titik rawan banjir, kawasan produksi padi, simulasi propagasi gelombang radio dan perkiraan lokasi rawan kecelakaan di jalan raya yang dapat langsung dianalisis melalui komputer. Sejalan dengan perkembangan produk berteknologi informasi, maka dewasa ini berbagai analisis peta digital dan GIS dimungkinkan menggunakan komputer jinjing (laptop, notebook), bahkan Personal Digital Assistant (PDA) dan telepon seluler (ponsel) yang memiliki aplikasi pendukungnya. Bahkan, teknologi peta digital dan GIS dewasa ini kian berkembang dapat diakses melalui Internet dan dapat diintegrasikan dengan citra satelit, selain semakin marak pula yang aplikasi sekaligus datanya menjadi bonus dalam paket penjualan laptop maupun ponsel jenis tertentu. "Formatnya yang digital membuat peta digital dan GIS menjadi fleksibel untuk dimanfaatkan menggunakan berbagai perangkat, bahkan secara mobile," demikian Agung Prabowo, yang juga mengelola http://www.digital cartes.com untuk layanan piranti peta digital dan GIS. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008