Makassar (ANTARA News) - Penulis sastra yang juga pendiri Balai Sastra Indonesia Radhar Panca Dahana mengatakan, kesusastraan belum kuat meneggakkan elemen-elemen bangsa.
"Karya sastra masih menjadi bahan bacaan lepas waktu, belum menjadi kebutuhan yang dapat mempengaruhi aktivitas atau suatu kebijakan," kata Radhar di Makassar, Rabu.
Menurut dia, karya sastra dewasa ini cenderung mengikuti gaya pop yang memaparkan kehidupan hedonisme.
Dia mengatakan, kondisi tersebut berbeda dengan karya sastra yang dihasilkan pada era 1930 -1970-an, seperti karya Sutan Takdir Alisyahbana, Armyn Pane, Chairil Anwar dan lainnya yang banyak mempengaruhi para pendiri bangsa.
Sementara pada era reformasi ini, lanjut dia, fenomena yang ada di lapangan, masih banyak persoalan kemiskinan yang perlu diangkat dan dicarikan solusinya.
"Karena itu, karya sastra perlu mengangkat realitas yang ada di sekitarnya," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, dia mengatakan, perlu menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap karya sastra.
"Hal itu harus ditumbuhkan mulai di kalangan siswa SD, selain itu harus mengajarkan cara menulis yang baik," katanya. (T.S036/S016)
Berita Terkait
BI Sulsel mengapresiasi tingkat literasi Makassar di posisi ke-4
Rabu, 20 Maret 2024 17:51 Wib
Kadin: Baru 18 persen UMKM masuk rantai pasok industri
Senin, 27 Februari 2023 14:48 Wib
Masa depan sastra dalam kesiur kecerdasan buatan
Kamis, 23 Februari 2023 10:11 Wib
Sastra Inggris Unhas laksanakan program kolaborasi dengan IWG Australia
Kamis, 25 Agustus 2022 15:58 Wib
Dosen Unismuh Makassar tampil di ajang kartun dan sastra internasional di Rumania
Rabu, 20 Juli 2022 0:02 Wib
Tantangan akuntan manajemen Islam hantar Prof Alimuddin jabat Guru Besar Unhas
Kamis, 24 Maret 2022 4:26 Wib
Unhas gelar webinar bahas perkembangan Islam di Jepang
Minggu, 13 Maret 2022 11:46 Wib
Menag buka Seminar Nasional Sastra Saraswati Sewana 2022
Rabu, 23 Februari 2022 19:49 Wib