Makassar (Antaranews Sulsel) - Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto menegaskan bagi seluruh korban kecelakaan kapal nelayan (jolloro) yang meninggal dunia di perairan Selat Makassar akibat tenggelam, wajib diberikan santunan.

"Semua korban tenggelam akan difasilitasi Pemkot Makassar sampai pada pemakamannya, para korban meninggal akan mendapat santuan dari Jasa Raharja," tutur Ramdhan saat memberikan keterangan pers di Rumah Sakit Jalla Ammari TNI Angkatan Laut, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu malam.

Selain itu, seluruh korban yang mengalami kecelakaan tetap mendapat perawatan dengan baik termasuk yang masih berada di dua rumah sakit yakni Akademis dan RS Jalla Ammari TNI AU.

"Tetap diberikan perawatan penuh dan semua akan ditanggung Pemkot Makassar, mengingat korban terdaftar sebagai warga Makassar dari Kecamatan Sangkarang," ujarnya kepada wartawan.

Saat memberikan keterangan pers tersebut bersama Kabid Humas Polda Kombes Pol Dicky Sondani, Kabiddokes Polda Sulsel Kombes Pol Raden Harjuno, Kapolres Pelabuhan AKBP Aris Bachtiar serta Kadis Kesehatan Provisi Sulsel Rahmat Latif juga disempatkan doa bersama agar para korban dilapangkan jalannya.

"Mari kita bersama-sama membacakan surah Al Fatihah agar para alhamarhum korban kecelakaan kapal hari ini dilapangkan jalannya oleh Allah SWT," ucapnya sembari berdoa.

Pada kesempatan itu, Ramdhan yang akrab disapa Danny Pomanto didaulat memberikan surat keterangan berita acara penyerahan kepada keluarga korban.

Usai penyerahan secara simbolis jenazah korban kepada keluarga yang masih berada di RS Jalla Ammari langsung dibawa ke Pelabuhan Paotere untuk selanjutnya di bawa ke Pulau Barrang Lompo untuk dimakamkan.

Sementara Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Dicky Sondani menambahkan, untuk pencarian korban yang belum ditemukan sebanyak delapan orang, malam ini dihentikan dan pada Kamis pagi pukul 06.00 WITA akan kembali dilakukan pencarian.

Mengenai dengan jumlah korban yang sudah diidentifikasi, korban meninggal sebanyak 13 orang, 24 selamat dan delapan masih hilang dan akan dilakukan pencarian esok hari.

"Untuk kasus ini, kepolisian masih melakukan penyelidikan apakah ada kelalaian atau adanya kelebihan muatan. Kapal yang mengangkut korban bukan kapal penumpang tapi kapal nelayan digunakan warga untuk membeli kebutuhan dasar menjelang Lebaran," katanya.

Berdasarkan kronologis kejadian, pada Rabu (13/6) pukul 12.45 WITA, terjadi kecelakaan di Perairan Makassar (Perairan Gusung) Kecamatan Ujung Tanah Makassar, Perahu KM Arista tenggelam.

Kapal yang di nahkodai Kila dengan puluhan penumpang itu bergerak dari Pelabuhan Paotere menuju Pulau Barrang Lompo Kelurahan Barrang Lompo Makassar Kecamatan Sangkarrang, Makassar.

Namun naas di pertengahan jalan kapal oleng dihempas ombak, karena diduga muatan berlebihan membuat kapal tidak bisa dikendalikan dan akhirnya terbalik dan selanjutnya karam.

Dari kejadian itu 13 orang dinyatakan meninggal dunia masing, Rita (31), Asriani (6), Marani (48), Marwah (42), Rahman (6), Dalima (46), Nio (50), Arsyam (1) ditemukan di sekitar pelabuhan Paotere.

Kemudian lima korban lainnya yakni, Sitti Aminah (60), Rahmawati (8), Arini (30), Rusdiana (37) dan Suryani (35) ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di Pulau Barrang Lompo.

Mayoritas korban adalah perempuan dan hanya dua orang laki-laki. Sementara korban yang selamat tercatat ada 24 orang, sementara dengan jumlah 37 orang terindentifikasi, sedangkan delapan lainnya dinyatakan hilang serta masih dilakukan pencarian hingga esok.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024