Makassar(Antaranews Sulsel) - Lembaga survei Indeks Politica Indonesia (IPI) melansir hasil riset Pilkada Kabupaten Jeneponto dan Kabupaten Wajo jelang pencoblosan 27 Juni 2018.

"Berdasarkan data untuk elektabilitas di Kabupaten Jeneponto, pasangan petahana Bupati Wakil Bupati, Iksan Iskandar-Paris Yasir atau Siap, memperoleh angka 49,3 persen," sebut Direktur Eksekutif IPI, Suwadi Idris Amir di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.

Lawannya yakni Wakil Bupati Jeneponto, Mulyadi Mustamu berpasangan dengan Kasmin Makkamula atau Bisa harus puas diperingkat kedua dengan elektabilitas 25,2 persen.

Untuk posisi ketiga ditempati pasangan calon Muh Syarif-Andi Thahal Fasni atau Syafaat mengantongi angka elektabilitas sebesar 18,1 persen. Dan calon dari perseorangan, pasangan Baharuddin Baso Jaya-Isnad Ibrahim atau dengan tagline Barani Uranta, hanya mampu berada diangka 2,3 persen.

Riset IPI tersebut dilaksanakan pada 25 Mei-7 Juni 2018 dengan melibatkan 800 responden serta menggunakan metode mutlistage random sampling dengan margin of error 3,5 persen.

Selain itu masih tersisa 5,1 persen responden yang belum menentukan pilihan atau tidak menjawab di Pilkada Jeneponto. sehingga angka tersebut meskipun didapatkan lawan petahana, namun tidak menjamin melampaui angka elektabilitasnya

"Petahana hampir dipastikan mengunci kemenangan di Pilkada Jeneponto sebab apapun yang terjadi di Pilkada Jeneponto, pasangan Siap telah memiliki 40 persen lebih pemilih loyalis dan diyakini tidak berpindah dukungan," katanya.

Dirinya juga menyebutkan strong voters atau suara tetap pasangan Siap mencapai 41 persen dari total 49,3 persen responden yang memilih calon petahana. Sedangkan strong voters pasangan Bisa mencapai 18 persen. Kemudian strong voters pasangan Syafaat dan Barani Uranta masing-masing 12,8 persen dan 2 persen.

Dari segi popularitas masing-masing calon sudah berada di atas 80 persen. Hanya saja pasangan Siap dan Bisa popularitas keduanya di atas 90 persen.

"Dengan posisi empat pasangan, elektabilitas di atas 40 persen itu sangat menjamin kemenangan. Kecuali kalau head to head, mungkin 40 persen belum bisa menjamin kemenangan," ujarnya.

Sementara untuk Pilkada Wajo, lanjut Suwadi, berdasarkan hasil riset pasangan calon Bupati Wakil Bupati Baso Rahmanuddin-KH Anwar Sadat dengan tagline Barakka juga diprediksi menang mengalahkan rivalnya Amran Mahmud-Amran atau Pammase yang sempat unggul dari survei di awal tahun.

Riset dilaksanakan pada 28 Mei-8 Juni, dari hasil itu, elektabilitas pasangan Barakka sudah melampaui Pammase yang sempat unggul awal tahun. Riset ini melibatkan 800 responden yang dipilih menggunakan metode mutlistage random sampling dan margin of error plus minus 3,5 persen.

"Elektabilitas pasangan Barakka saat ini mencapai 55,3 persen, sedangkan pasangan Pammase 35,8 persen dan swing voter atau suara mengambang tersisa 8,9 persen, dan popularitas kedua pasangan ini sudah diatas 90 persen," sebutnya saat rilis di Hotel Swiss-belinn Makassar.

Suwadi mengemukakan pada riset IPI sebelumnya di bulan Desember 2017 dan Januari 2018, Pammase unggul telak atas Barakka dengan selisih 20 persen lebih. Namun dalam riset April, Barakka mulai menyalip Pammase.

"Peningkatan elektabilitas terus berlanjut sampai Juni, dimana posisi telah berbalik 180 derajat. Potret di lapangan menunjukkan bahwa Barakka telah berhasil membalikkan keadaan. Diprediksi bila pasangan Barakka mampu mempertahankan sampai hari pencoblosan, maka keluar sebagai pemenang," paparnya.

Selain itu mengingat strongvoter Barakka telah mencapai 48,7 persen sementara Pammase hanya 28,9 persen. Sehingga Pammase butuh kerja ekstra untuk bisa membalikkan kembali keadaan, tetapi peluangnya tersebut sangat kecil melihat waktu semakin sempit.

"Biasanya kandidat yang sebelumnya unggul lalu tertinggal itu sulit merangkak naik kembali, kecuali melakukan gerakan kampanye yang tiga kali lebih massif dari rivalnya," tambah dia.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024