Makassar (Antaranews Sulsel) - Jamaah yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 1 Embarkasi Hasanuddin, Makassar yakni Muhammad Syarif yang menderita lumpuh tetap mendapatkan kesempatan berhaji.
"Syukur Alhamdulillah, saya tetap diberi kesempatan untuk berangkat ke tanah suci meski menggunakan kursi roda," kata Syarif (76) di Asrama Haji Sudiang, Makassar sebelum bertolak ke tanah suci Mekkah, Selasa.
Dia mengatakan, kelumpuhan yang dideritanya akibat terjatuh dari atap ketika memperbaiki rumahnya dan membuat tulang belakangnya patah, sehingga harus dioperasi.
Namun setelah lelaki pensiunan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Jeneponto ini menunggu selama tujuh tahun, akhirnya musim haji 2018 baru mendapat kesempatan berhaji.
Dengan mata berkaca-kaca Syarif menuturkan bahwa sebenarnya pada 2016 sudah mendapatkan jadwal pemberangkatan ke tanah suci pada 2016. Namun karena kondisinya pasca operasi tulang belakang itu, belum mengizinkan dia masuk karantina di Asrama Haji Sudiang, Makassar.
Meski kondisi fisik yang serba terbatas, lelaki yang memiliki enam orang anak ini, tetap optimistis dapat menjalankan ibadah haji di tanah suci Makkah dan Madinah.
Baca juga: Seorang jamaah kloter I tertunda ke tanah suci
"Syukur Alhamdulillah, saya tetap diberi kesempatan untuk berangkat ke tanah suci meski menggunakan kursi roda," kata Syarif (76) di Asrama Haji Sudiang, Makassar sebelum bertolak ke tanah suci Mekkah, Selasa.
Dia mengatakan, kelumpuhan yang dideritanya akibat terjatuh dari atap ketika memperbaiki rumahnya dan membuat tulang belakangnya patah, sehingga harus dioperasi.
Namun setelah lelaki pensiunan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Jeneponto ini menunggu selama tujuh tahun, akhirnya musim haji 2018 baru mendapat kesempatan berhaji.
Dengan mata berkaca-kaca Syarif menuturkan bahwa sebenarnya pada 2016 sudah mendapatkan jadwal pemberangkatan ke tanah suci pada 2016. Namun karena kondisinya pasca operasi tulang belakang itu, belum mengizinkan dia masuk karantina di Asrama Haji Sudiang, Makassar.
Meski kondisi fisik yang serba terbatas, lelaki yang memiliki enam orang anak ini, tetap optimistis dapat menjalankan ibadah haji di tanah suci Makkah dan Madinah.
Baca juga: Seorang jamaah kloter I tertunda ke tanah suci