Makassar (Antaranews Sulsel) - PT Astra Agro Lestari Tbk tengah menggarap Rusia sebagai pasar baru untuk ekspor minyak sawit (CPO, PKO dan turunannya termasuk oleochemical dan biodiesel) kedepan.

Adminstratur PT Mamuang Mamuju (anak perusahaan Astra Agro Lestari Tbk) Andi He Jaya ketika dikonfirmasi dari Makassar, Senin mengatakan pihaknya perlu mencari alternatif lain untuk mengantisipasi kondisi penurunan ekspor ke pasar utama sawit nasional saat ini seperti Amerika Serikat dan China.

"Jika permintaan ekspor menurun maka tentu stok minyak sawit menumpuk. Untuk itu kita mencari alternatif tujuan ekspor yang lain sekaligus agar tidak terlalu bergantung dari negara tersebut," katanya.

Keputusan mencari pasar baru tujuan ekspor minyak sawit Indonesia, kata dia, tentu saja juga terkait upaya pihak luar melalui kampanye-kampanye negatif terhadap kondisi lingkungan akibat dari perkebunan sawit nasional.

"Kita sudah tahu bersama kondisi itu(kampanye negatif terhadap sawit nasional). Makanya kita sengaja mencari negara yang bersedia menerima ekspor sawit kita kedepan," ujarnya.

Sementara terkait sejauh mana progresnya untuk menjinakkan kerjasama dengan Rusia, dirinya mengaku sudah ada langkah-langkah awal yang telah dilakukan.

"Sudah jalan pembicaraan awal. Kami berharap segera ada kabar baiknya,"jelas dia.

Untuk perkembangan ekspor minyak sawit sendiri, lanjut dia, meskinada penurunan namun justru nilai ekpors di beberapa negara tetap mengalami kenaikan.

"Iya ada kenaikan ekspor minyak sawit nasional dibeberapa negara tujuan seperti halnya China, Amerika Serikat termasuk Pakistan,"sebutnya.

Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menunjukkan, secara keseluruhan, ekspor minyak sawit Indonesia termasuk biodiesel dan oleochemical pada semester I (Januari-Juni) 2018 ini turun sekitar 2 persen.

Jika dihitung tanpa oleochemical dan biodiesel, angka ekspor turun 6 persen menjadi 14,16 juta dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar 15,04 juta ton.

Namun demikian, ekspor ke China, AS, Bangladesh, Pakistan, dan kawasan Timur Tengah justru naik antara 7 hingga 13 persen. ?Angka ekspor ke China naik 23 persen, dari 1,82 juta ton periode yang sama tahun lalu menjadi 1,48 juta ton.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024