Makassar (Antaranews Sulsel) - Tim Gabungan Unhas bersama-sama Public Safety Center (PSC) dan tim RSWS Makassar mulai melakukan tugasnya menangani pasien korban gempa yang dipusatkan di RSUD Provinsi NTB di Mataram, Nusa Tenggara Barat, hari ini.

Ketua tim medis Unhas Prof Dr dr Idrus Paturusi SpBO di Mataram, Selasa, mengatakan jika proses operasi terhadap pasien harus segera dilakukan.

"Dalam situasi bencana, kita tidak boleh menunda. Segala sumber daya yang ada harus kita kerahkan. Kami dari Makassar akan segera melakukan tindakan operasi terhadap pasien patah tulang," katanya.

Kami sengaja membawa spesialis tulang beberapa orang. Berdasarkan pengalaman selama ini, kalau bencana gempa itu selalu banyak korban patah tulang," lanjut Prof Idrus.

Tim Medis yang dipimpin oleh Prof Dr dr Idrus Paturusi, SpBO setelah tiba di Lombok Senin malam, langsung mengecek kesiapan ruangan operasi, dan berkoordinasi dengan pihak RSUD NTB.

Dan pagi hari dilakukan pertemuan koordinasi antara pihak RSUD dengan Tim Gabungan Unhas dan perwakilan tim medis dari Surabaya, Yogyakarta, Bali, dan tim lainnya. Pertemuan ini untuk membahas teknis penanganan kesehatan yang akan dilakukan.

Turut hadir pula dalam pertemuan ini, Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayjen TNI dr. Ben Yura Rimba, MARS, dan Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat, Mayjen TNI dr Bambang Dwi Hasto, SpB, FINACS MSi.

Rapat selanjutnya membahas hal teknis mengenai pembagian ruang operasi, mobilisasi tenaga pendukung seperti perawat, dan ketersediaan peralatan. Setiap tim diminta mengatur dan mengawasi penggunaan peralatan operasi masing-masing.

Dari delapan ruangan operasi yang tersedia di RSUD NTB, Tim Medis Unhas menangani 3 ruangan, yaitu Ruang Operasi Orthopedi, Saraf, dan Bedah Umum. Sementara tim Yogya, Bali, dan Surabaya masing-masing 1 ruangan operasi, yaitu untuk THT, Urologi, dan Bedah Plastik.

Ia menjelaskan, dari hasil identifikasi awal, ada sekitar 200 pasien patah tulang yang harus segera memperoleh penanganan. Tim medis akan konsentrasi melakukan tindakan operasi terhadap pasien-pasien ini, ditambah juga dengan pasien yang berada di rumah sakit lain. "Totalnya bisa mencapai 300 pasien,"kata Prof Idrus.

Prof Idrus Paturusi menegaskan bahwa jika tim ini dapat bekerja sinergis dan simultan, dalam sehari bisa diselesaikan operasi antara 50 sampai 80 pasien.

"Saya kira, 300 pasien itu dapat kita tangani dalam waktu secepatnya. Apalagi ada dukungan dari teman-teman tim medis lain, termasuk dukungan dari Pusat Kesehatan TNI dan Angkatan Darat," sebut Prof Idrus.

Hingga pukul 11.00, tim medis telah menangani 22 pasien. Sementara itu, antrian pasien di ruang operasi terus meningkat.

Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan TNI, Mayjen Ben Yura Rimba menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas kecepatan tim medis ini bergerak. Prof Idrus ini memang selalu cepat bertindak jika ada kondisi bencana," kata Mayjen Rimba.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024