Makassar (Antaranews Sulsel) - Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan ikut melakukan penyelidikan mendalam terkait dugaan motif pembunuhan berencana terhadap korban satu keluarga tewas saat rumahnya terbakar di jalan Tinumbu lorong 166B Makassar, Senin (6/8) dini hari.

"Kita lakukan penyelidikan, artinya, baik itu penyidikan di dalam lokasi Tempat Kejadian Perkara atau TKP maupun diluar TKP," sebut Kabid Humas Polda Sulsel Komisaris Besar Polisi Dicky Sondani, di Makassar, Selasa.

Untuk penyelidikan di luar TKP, kata dia, ingin diketahui dengan siapa saja korban-korban ini berhubungan dan apa peranan korban-korban sebelum terjadinya peristiwa tersebut.

Sedangkan di dalam TKP, lanjut Dicky, dilakukan oleh tim Laboratorium Forensik (Labfor) melalui pihak kedokteran, akan dilihat apakah rumah korban tersebut terbakar atau sengaja dibakar. 

Selain itu, dari hasil pemeriksaan akan ketahuan nanti, tim forensik melihat kondisi dari pada mayat korban. Kemudian tim forensik akan tahu bagaimana kondisi ruang terbakar.

Sehingga dalam kasus ini tidak bisa dibohongi, akan terungkap orang yang dibakar dengan orang terbakar, sebab kasusnya berbeda antara sengaja dibakar dengan terbakar murni.

"Kalau memang ada indikasi terjadi faktor kesengajaan bahwa itu suatu tindak pidana, maka kami akan kejar dan akan dilakukan proses karena itu sudah barang bukti. Mayat itu adalah barang bukti, dan bisa bicara (diketahui) bahwa dia dibunuh," ujarnya menjelaskan.

Dari proses penyelidikan secara saintifik (pendekatan) akan terbuka. Kalau terbukti ada tindak pidana, berdasarkan alat bukti dari dalam dengan kerja sama penyelidikan diluar akan ketahuan nantinya.

"Kita masih proses ini. Yang penting masyarakat harap bersabar, kami transparan dan memberikan bagaimana kesimpulan terhadap terjadinya kasus tersebut, karena masyarakat banyak menduga-duga ini pembunuhan atau tidak. Tetap akan kami sampaikan apapun itu hasilnya," tambah Dicky.

Sebelumnya, Kebakaran yang menghanguskan rumah tersebut pada Senin dini hari pukul 03.45 WITA mengakibatkan enam korban, yakni pemilik rumah H Sanusi (70), istrinya Hj Bodeng (65), anak perempuannya Musdalifa (30), serta cucunya Ahmad Fahri (25), Namira Ramadina (21) dan Hijas (2,5).

Sementara pihak keluarga korban berharap kepolisian melakukan penyelidikan mendalam atas peristiwa itu untuk mengungkap kasus ini karena disinyalir kebakaran tersebut bermotif pembunuhan berencana.

"Kami minta polisi secara serius menyelidiki kasus kebakaran ini, sebab ada beberapa keganjilan yang kami rasa tidak wajar," ungkap perwakilan keluarga Irwan di rumah duka.

Hal ini juga terkait dengan masalah salah satu korban, Ahmad Fahri atau dikenal Desta, disinyalir kuat terlibat jaringan dan pengguna narkoba jenis Sabu, hingga dililit hutang piutang puluhan juta kepada orang lain diduga bandar narkobanya.

Saat kejadian kebakaran itu, Desta ditemukan paling terakhir dengan terlilit kawat pada bagian leher serta luka sayatan pada tubuhnya. Sementara Kakeknya, H Sanusi juga ditemukan mengalami luka sayatan di tubuhnya hingga organ dalamnya sedikit keluar.

Bahkan jelang kejadian naas itu, korban Namira (21) sembat berbincang dengan pacarnya bahwa rumahnya dimasuki orang, bahkan sempat menyampaikan pesan untuk diselamatkan, namun takdir berkata lain, korban ikut tewas terbakar bersama neneknya dilantai dua rumah tersebut.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024