Mamuju (Antaranews Sulsel) - Pemerintah mencurigai telah ada upaya penimbunan gas elpiji tiga kilogram di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) sehingga tabung seringkali terjadi kelangkaan.

"Pemerintah mencurigai ada upaya penimbunan tabung gas elpiji 3 Kg oleh pihak tidak bertanggung jawab sehingga tabung gas ukuran tersebut seringkali mengalami kelangkaan," kata kepala Bidang Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral(ESDM) Provinsi Sulbar, Patrick Galampo di Mamuju, Rabu.

Ia mengatakan, dalam setahun terakhir masyarakat selalu kesulitan mendapatkan tabung gas elpiji 3 Kg karena seringkali mengalami kelangkaan dan ketika sudah ada harganya melonjak.

"Makanya pemerintah mencurigai ada penimbunan, selama ini penyebab kelangkaan di tingkat distributor, karena ?distribusi selalu macet dan terlambat, masuk ke wilayah Sulbar, kalau ini disengaja dan mengakibatkan harga tabung gas elpiji naik, maka dicurigai ada penimbunan dari pihak tertentu," katanya.

Ia mengatakan, harga eceran tabung gas elpiji 3 Kg di Sulbar adalah Rp17,000 per tabung, namun ketika mengalami kelangkaan, maka harganya melonjak menjadi Rp25,000 yang membebani ekonomi masyarakat, disamping sulit memenuhi kebutuhan hidupnya ketika tabug gas elpiji itu mengalami kelangkaan.

Menurut dia, tidak mungkin kelangkaan gas elpiji terjadi disebabkan karena stoknya tidak memenuhi kebutuhan masyarakat karena ketersediaan untuk kebutuhan masyarakat telah dilakukan penambahan di Provinsi Sulbar.

Oleh karena itu, ia berharap aparat kepolisian dan penegak hukum dapat bertindak sesuai dengan tugasnya jangan sampai terjadi penimbunan yang merupakan sebuah pelanggaran dan sangat merugikan masyarakat.

Pewarta : M.Faisal Hanapi
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024