Makassar (Antaranews Sulsel) - Gubernur Sulawesi Selatan terpilih Nurdin Abdullah menegaskan pelaksanaan agenda pariwisata tahunan Lovely Desember di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara hanya ditunda, bukan dihapuskan.

"Kami sudah bicara dengan tokoh-tokoh di sana. Keputusannya kita tunda dulu," kata Nurdin di Makassar, Jumat.

Nurdin membantah akan menghapus `event` tersebut. Pihaknya hanya menunda festival pariwisata terbesar di Sulsel itu, untuk membenahi sejumlah persoalan.

"Persoalan jalan, Kete Kesu, dan ada beberapa daerah yang jalannya masih rusak. Keputusannya adalah kami tunda, lalu memperbaiki jalan ke Lolai, Kete Kesu. Kami persiapkan dengan baik Kota Rantepao, Makale. Tidak ada kata menghapus," tegasnya.

Pihaknya juga siap menerima konsekuensi Lovely Desember dikeluarkan dari Kalender "Event" Pariwisata Nasional.

"Keluar dari kalender `event`, yah, tidak apa apa, `dimasukkin` lagi kalau sudah siap," ujarnya.

Ia juga membantah jika dikeluarkan dari Kalender "Event" Pariwisata Nasional, tidak akan bisa dimasukkan kembali.

Menurut Nurdin, pihaknya bisa kembali memasukkan jika infrastrukturnya pendukungnya sudah siap.

"Siapa yang bilang tidak bisa? yang bikin itu siapa? Hari ini saja kita bisa masukkan Bira (Festival Pinisi di Pantai Bira, Kabupaten Kepulauan Selayar) dalam kalender nasional," kata Nurdin.

Sebelumnya Penjabat Gubernur Sulsel Soni Sumarsono mengimbau agar event pariwisata Lovely Toraja tidak dibatalkan karena memiliki konsekuensi jangka panjang.

"Jangan secara lokal dihentikan tanpa koordinasi Kementerian Pariwisata karena `event` ini secara nasional baru saja diluncurkan pada bulan Juli lalu," kata Soni, beberapa waktu lalu.

Menurut Soni, Lovely Toraja bersama Festival F8 dan Festival Phinisi telah dimasukkan dalam kalender pariwisata nasional, ini berarti promosi secara internasional terkait event tersebut telah berjalan.

Apa lagi, kata dia, pihak Pemprov Sulsel juga telah menandatangani pernyataan komitmen untuk menggelar "event" tersebut.
"Sekali agenda nasional dibatalkan maka selamanya akan dibatalkan, tidak akan masuk lagi, kita harus menjaga citra di mata dunia," tambahnya.

Meski demikian, kata dia, jika sesuai arahan gubernur terpilih "event" tersebut diminta untuk dibatalkan maka koordinasi harus dilakukan dengan Kementerian Pariwisata.

"Kalau waktunya nanti, harus ada penjelasan secara tertulis alasannya apa, sehingga dibatalkan," kata dia.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024