Makassar (Antaranews Sulsel) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyiapkan sejumlah strategi untuk menstabilkan harga lada yang cenderung fluktuatif dan saat ini tengah menurun di petani.

"Pertama, kami akan berupaya menjalin kemitraan dengan pengusaha dan eksportir untuk menjaga stabilitas harga," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulsel Tautoto Tanaranggina di Makassar, Kamis.

Pihaknya, kata Toto, panggilan akrabnya, telah meminta agar para pemangku kepentingan terkait seperti Dinas Perkebunan, dan Biro Ekonomi mengundang pengusaha tingkat nasional datang ke sentra-sentra penghasil lada untuk melihat potensi Sulsel.

"Undang Indofood misalnya untuk melihat perkebunan lada di Sulsel, jenis, dan kualitas seperti apa yang mereka butuhkan," tuturnya.

Kedua, kata dia, pihaknya juga akan mendorong perbaikan kualitas lada Sulsel melalui penggunaan bibit yang berkualitas, dan penanganan pasca panen yang baik, dengan bimbingan dari Dinas Perkebunan.

"Kalau harga ingin tinggi, kualitas harus diperbaiki," tegasnya.

Selain itu, untuk mencegah permainan harga di tingkat pedagang atau eksportir, kata dia, pihaknya juga akan mendata, dan menjalin komunikasi dengan para eksportir terkait kebutuhan dan harga komoditi.

"Kami menyarankan di sentra-sentra produksi juga ada gudang-gudang kecil penampungan dan penyimpanan untuk menjaga kontinyunitas pasokan," ucapnya.

Di Sulsel sendiri, terdapat delapan kabupaten pengembangan lada yang diintervensi oleh pemerintah pusat, dengan target perluasan lahan pertanaman hingga 10 ribu hektare pada tahun 2022 mendatang. Kedelapan kabupaten tersebut adalah Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, Enrekang, Wajo, Sinjai, Bulukumba, dan Kabupaten Bone.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024