Makassar (AntaraNews Sulsel) - Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Kementerian Prasarana Umum dan Perumahan Rakyat, Syarif Burhanudin menyebut warga binaan Lembaga Pemasyarakatan mempunyai potensi untuk dikelola Sumber Daya Manusianya (SDM) dengan mengembangkan bidang jasa konstruksi.

"Warga binaan itu punya potensi untuk dimanfaatkan setelah dilatih menjadi tenaga terampil dan itulah menjadi bagian yang akan digunakan nanti pada saat kita membangun," papar Syarif di sela pelatihan jasa konstruksi kepada 100 warga binaan Lapas Klas I Gunungsari Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.

Menurutnya, pembanguan di Indonesia saat ini sangat cepat sekali utamanya di bidang infrastuktur, sehingga kecenderungannya sebagai pelaksana memiliki banyak sekali tantangan, karena tidak disertai dengan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM).

Sehingga, jumlah manusia yang memiliki sumber daya tersebut, lanjutnya, dibutuhkan dimana-mana, namun jumlahnya tidak banyak. Maka sala satu peningkatan SDM dengan melaksanakan pelatihan ini yang diharapkan bisa menambah kebutuhan jasa konstruksi itu.

  Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Syarif Burhanudin. (FOTO ANTARA/Darwin Fatir/18)
Bahkan Presiden Joko Widodo sudah membuat program peningkatan SDM dengan berbagai cara di setiap kementerian, salah satunya dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan pengembangan SDM.

"Potensinya ada, tinggal dilatih kemudian kita akan manfaatkan. Bahkan mereka yang sudah mengikuti pelatihan di Lapas Nusakembangan tahap pertama sudah bekerja di PT Brantas Abipraya. Program pelatihan ini berjalan lima tahun sesuai dengan MoU bersama Kementerian Hukum dan HAM," kata Syarif.

Menurutnya, dengan pelatihan ini akan meruntuhkan stigma negatif masyarakat, bahwa mereka nantinya akan dibutuhkan dalam bidang jasa konstruksi, karena telah mendapatkan pelatihan keterampilan dan punya profesionalisme untuk memberikan bukti nyata di lapangan.

"Kalau warga binaan ini mengikuti secara serius pelatihan selama tiga hari dan lulus selanjutnya mendapatkan sertifikat, maka otomatis masyarakat akan menerima mereka sama seperti kita semua," ujar pria asal Sulsel ini.

Dirinya menjelaskan, untuk kebutuhan jasa konstruksi di Indonesia mencapai tiga juta. Namun sekarang ini baru terpenuhi sekitar 500 ribu orang yang memiliki sertifikat.

Sedangkan total tenaga kerja Indonesia, kata dia, sebanyak 8,1 juta terdiri tamatan SMA 5,9 juta orang, SMA keatas 2,1 juta orang.

Untuk tenaga kerja dibidang konstruksi, lanjutnya, dibagi menjadi dua jenis, yakni tenaga kerja terampil seperti sekarang dilaksanakan pelatihan dan tenaga ahli biasanya dari lulusan Politeknik dan Universitas, mereka adalah sarjana ahli dibidangnya.

"Warga binaan ini dilatih secara intensif tiga hari kedepan, kalau lulus dapat sertifikat. Materi yang dibawakan sesuai modul tim sekaligus praktek lapangan. Jadi ini sudah sesuai dengan standar kompentensi, tukang batu, tukang kayu dan tukang las," tambahnya.

Direktur Pembinaan Narapidana dan Latihan Kerja Produksi, Harun Sulianto, menjelaskan bahwa Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang mengikuti program pelatihan ini adalah WBP yang sudah menjelang bebas. Minimum satu tahun sisa pidananya atau yang memasuki dua per tiga masa pidana.

Dari pelatihan ini, sebanyak 910 orang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di sepuluh Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia serentak mengikuti pelatihan bidang jasa konstruksi dilaksanakan Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Prasarana Umum Perumahan Rakyat bersama Kementerian Hukum dan HAM.

Untuk 10 lapas tersebut, sebagai peserta pelatihan jasa konstruksi, yakni Lapas Klas I Makassar 100 orang, Lapas Klas 1 Medan 150 orang, Lapas Klas 1 Palembang 30 orang, Rutan Klas 1 Tangerang 100 orang, Lapas Klas III Bekasi 100 orang.

Selanjutnya, Lapas Klas I Surabaya 100 orang, Lapas Klas III Banjar Baru 100 orang, Lapas Klas IIA Ambon 50 orang Lapas Klas IIB Karang Asem 20 orang dan Lapas Klas IIA Kupang 100 orang WBP.

"Total yang mengikuti pelatihan jasa konstruksi sebanyak 910 orang WBP menjadi peserta, dan Insya Allah akan diikuti Lapas-lapas lain, agar semakin banyak WBP yang terserap berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi bangsa," kata Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami, di Lapas setempat.

Sebelumnya, pelatihan bidang konstruksi juga diberikan kepada 131 WBP di Lapas Nusakambangan dan Lapas Klas I Jakarta Cipinang. Sedangkan tahap dua, dipusatkan di Lapas Klas I Gunungsari Makassar dan diikuti sembilan lapas lainnya melalui teleconference.

Jumlah total mengikuti pelatihan sebanyak 1.041 WBP dari 12 lapas untuk dilatih menjadi tenaga ahli bangunan dan konstruksi.
  Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami. (FOTO ANTARA/Darwin Fatir/18)

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024