Makassar (Antaranews Sulsel) - Nurdin Abdullah, sosok pengusaha, birokrat, dan akademisi bergelar profesor dari Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin peraih sekitar 108 penghargaan nasional (2009-2017) kini resmi memimpin Provinsi Sulawesi Selatan.

Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel periode 2018-2023 oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu.

Karir politik dan birokrasi Nurdin Abdullah dimulai ketika ia menjabat sebagai Bupati Bantaeng pada Agustus 2008. Tak sampai setahun, Nurdin yang lahir pada 7 Februari 1963 ini meraih penghargaan pertamanya, Satya Lencana Bidang Pertanian, dari Presiden RI, pada Januari 2009.

Sejumlah terobosan bidang pertanian memang diterapkan Nurdin ketika memimpin Bantaeng yang saat itu masih tergolong miskin. Ia misalnya, menjadikan Bantaeng sebagai kabupaten benih berbasis teknologi dan memprogramkan gerakan massal penerapan sistem tanam jajar legowo 2:1 terhadap pengembangan dan peningkatan produksi dan produktivitas komoditas tanaman pangan, khususnya padi.

Dengan sektor pertanian sebagai salah satu penggerak pertumbuhan, perlahan tapi pasti, doktor lulusan Universitas Kyushu Jepang ini membawa Bantaeng keluar dari predikat daerah tertinggal.

Dalam sepuluh tahun kepemimpinannya di Bantaeng, bupati pertama bergelar profesor di Indonesia ini berhasil menaikkan Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita penduduk naik hingga lima kali lipat dan perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat empat kali lipat.

Sejalan dengan capaian tersebut berbagai penghargaan yang menunjukkan apresiasi banyak pihak atas prestasi Nurdin juga diberikan.

Pada 2010 misalnya, ia meraih Peniti Emas dari KTNA Provinsi Sulawesi Selatan untuk Pengembangan Produksi Hasil Pertanian. Di tahun 2011, suami dari Liestiaty F. Nurdin ini juga meraih Tanda Kehormatan Satya Lencana Pembangunan.

Tahun 2014 pihaknya meraih penghargaan tertinggi "Upakarti" dari Presiden melalui Kementerian Perindustrian, penghargaan itu bidang industri kecil menengah untuk jasa kepedulian kepala daerah terhadap pengembangan UKM.

Pada tahun 2015 Nurdin Abdullah masuk dalam 10 besar Tokoh Transformatif Indonesia berdasarkan riset yang kemudian dituliskan ke dalam sebuah buku oleh Dr Gun Gun Heryanto dan Dr Iding Rosyidin.

Ia juga pernah mengisi daftar 70 Tokoh Inspiratif di Indonesia bersama sejumlah nama penting di tanah air, seperti Presiden RI Joko Widodo, Mendiknas Anies Baswedan, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, pengusaha Chairul Tanjung, Menteri Perhubungan Ignatius Johan, tokoh Mahfud MD dan Tri Mumpuni, serta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Pada tahun 2017, pria yang pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Maruki Internasional Indonesia ini dianugerahi Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA).

Prestasi mentereng dan kepemimpinan Nurdin yang dianggap berhasil di Bantaeng ini pulalah yang membawa Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman berhasil memenangkan Pemilihan Gubernur Sulsel pada Juni 2018 dengan persentase di atas 40 persen.

Rapat Pleno KPU Sulsel pada Kamis (27/7) menetapkan Nurdin Abdullah bersama pasangannya Andi Sudirman Sulaiman mendapatkan suara terbanyak, yaitu 1.867.303 suara, pada Pemilihan Gubernur Provinsi Sulsel periode 2018-2023,

Rakyat Sulsel berharap pengalaman dan keberhasilan Nurdin memimpin Bantaeng dapat menjadi landasan dalam memajukan Sulsel di masa mendatang.
  Gubernur Nurdin Abdullah (kiri) bersama Wakil Gubernur Sudirman Sulaiman (kanan) melakukan salam komando usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/18.
Fokus

Birokrasi dan pelayanan publik, pembenahan di dua sektor inilah yang akan menjadi fokus utama Nurdin Abdullah dalam 100 hari pertama masa pemerintahannya sebagai Gubernur Sulsel.

"Seratus hari ke depan kita akan fokus pada pembenahan birokrasi dan sektor pelayanan publik seperti perizinan," kata Nurdin Abdullah.

Nurdin yang baru saja dilantik oleh Presiden Jokowi di Istana Negara tersebut mengaku memahami betul jika program unggulan yang dijanjikan bersama Sudirman Sulaiman akan berjalan optimal apabila ditopang oleh birokrasi yang melayani, berintegritas, bermoral, dan bisa seirama.

"Bagaimana birokrat-birokrat ini kita ubah menjadi birokrasi yang melayani, yang memberikan kepastian kepada dunia usaha dan semua dilakukan secara transparan," ujarnya.

Pelayanan yang disajikan oleh pemerintah harus didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang andal. Pemerintah provinsi setempat ke depan harus betul-betul didukung oleh SDM unggul dan mumpuni.

"Program kita adalah melakukan `assessment` untuk mengetahui sejauh mana SDM yang kita miliki di Sulawesi Selatan," ujarnya.

Jika birokrasi bagus, lanjut Nurdin Abdullah, program utama akan lebih mudah direalisasikan.

Pemerintah harus hadir untuk menyelesaikan infrastruktur dan membangun konektivitas. Hanya dengan infrastruktur yang bagus, pertumbuhan ekonomi Sulsel akan jauh lebih maju serta merata.

"Ini harus kita benahi, supaya gini rasio kita menjadi kecil dan saya optimistis jika kita bisa menghadirkan pemerintah yang bersih, berintegritas, dan jadikan birokrat yang melayani, insyaallah orang akan berbondong-bondong masuk ke Sulawesi Selatan," tuturnya.

Memuluskan seluruh jalan provisi, termasuk memperlebar yang sempit seperti ruas Gowa-Sinjai, menjadi prioritas utama Nurdin Abdullah-Andi Sudirman.

Membangun konektivitas itu sekaligus satu paket dengan pembenahan bandara perintis, seperti Bandara Bua di Luwu dan Bandara Seko di Luwu Utara.

"Salah satu pekerjaan utama kita adalah menyelesaikan pekerjaan terisolir, daerah tertinggal, itukan masih banyak," pungkasnya.

Ia dan Andi Sudirman juga telah berbagi tugas.

Sang wakil akan banyak berperan mengurus pemerintahan, sedangkan Nurdin Abdullah akan banyak mengurus rakyat, mengurus kabupaten/kota bersama-sama dengan para bupati dan wali kota.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Amirullah
Copyright © ANTARA 2024