Makassar (Antaranews Sulsel) - Kurang lebih 30 komunitas menyatakan kesiapannya memberikan layanan maksimal bagi pelanggan difabel atau kaum disabilitas tanpa membeda-bedakan.

Partner Engagement Executive Grab Makassar Asriadi di Makassar, Kamis, mengatakan pihaknya sengaja mengundang puluhan komunitas grab yang selama ini beroperasi di wilayah Makassar, Kabupaten Maros dan Kabupaten Gowa dalam sebuah acara kopdar untuk menyamakan visi dan misi khususnya terkait layanan bagi pelanggan disabilitas.
   
"Beberapa waktu lalu, mitra Grab kami di Makassar ada kesalahpahaman dengan penumpang difabel. Masalah ini memamg sudah berakhir namun ini patut menjadi pembelajaran bagi para mitra kami (pengemudi grab) agar tidak terjadi lagi kedepannya," kata dia.

Ia menjelaskan, penumpang difabel ataupun yang lainnya sama sekali tidak boleh dibedakan. Apalagi mengingat perusahan aplikasi itu memang fokus dalam hal pelayanan terhadap masyarakat atau pelanggan.
   
Untuk itu, pihaknya meminta seluruh mitra ataupun setiap komunitas untuk menjaga komitmen memberikan layanan terbaik bagi setiap orang tanpa adanya diskriminasi atau bahkan pelecehan.
     
"Jadi para ketua komunitas dan perwakilannya ini kita sengaja datangkan untuk menyatukan visi dan misi kedepan," ujarnya.
     
Intinya harapan kami, siapapun penumpang yang telah order atau pesan, maka jangan mitra kaget atau justru menolak. Sebagai jasa pengantaran maka grab sudah seharusnya bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan mengantar penumpang hingga ke tujuan,"sebut dia.
   
Dalam kegiatan kopdar itu, pihaknya juga mendatangkan pelanggan difabel  
sekaligus sebagai pemerhati yakni Syarif Ramadhan.
   
Dalam kesempatan itu, Syarif ikut berbagi pengalaman mulai dari mendapatkan perilaku diskriminasi dari beberapa orang termasuk para sopir pete-pete waktu masih duduk di bangku sekolah menengah atas.
     
"Saya waktu sekolah di SMA 6 Makassar memang terkadang kesulitan mendapatkan angkutan untuk berangkat ke sekolah.Saya juga mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dan inilah yang seharusnya tidak perlu terjadi lagi," ujar dia. 

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024