Makassar (Antaranews Sulsel) - Pemerhati yang juga akademi Universitas Hasanuddin Dr Ahmad Bahar mengajak seluruh stakeholder untuk fokus menjaga keberlanjutan sejumlah destinasi wisata bahari unggulan di berbagai wilayah di Tanah Air.

Ahmad Bahar di Makassar, Selasa, mengatakan pamor destinasi di Indonesia memang selalu berubah atau berpindah-pindah sehingga sudah seharusnya bisa menjadi perhatian, agar apa yang telah dicapai tetap bisa dipertahankan puluhan hingga ratusan tahun ke depan.

"Pada tahun 80, kita memiliki destinasi Kepulauan Seribu. Namun pada 1990, kita sudah bergeser (meninggalkan potensi Kepulauan Seribu) dan beralih ke Bunaken untuk dapat mengeksplorasi terumbu karang dengan penyelaman," katanya.

Setelah beberapa tahun, perhatian wisatawan kembali berpindah ke Wakatobi pada 2005 yang sudah banyak didatangi wisatawan. Kemudian bergeser lagi ke Raja Ampat di 2010 dan ?sekarang ada Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, lanjut dia.

Setelah itu, kata dia, kemungkinan akan kembali berpindah dan mungkin akan mengarah ke Banda Naira ataupun Halmahera, Maluku Utara. "Selanjutnya apakah masih berada di wilayah Indonesia atau justru pindah ke luar negeri. Artinya sudah menjadi keharusan bagi yang berkepentingan untuk dapat mengembangkan pariwisata yang keberlanjutan," jelasnya.

Ia menjelaskan seharusnya sebelum memperkenalkan atau mempromosikan potensi wisata daerah yang natural (alami), lebih dahulu memperkenalkan sumber daya yang bisa dimodifikasi.

Misalnya untuk terumbu karang, bisa memanfaatkan bayi koral sebelum wisatawan bersentuhan langsung dengan organisme sumber daya yang alami yang harus dijaga kelestariannya.

"Terumbu karang kita 67 persen dari seluruh karang di seluruh dunia. Dan yang terluas itu ada di kepala burung Irian Jaya, Papua hingga Halmahera. Kawasan itu spesifikasi dan lokasi konservasi yang kini telah menjadi destinasi wisata,"ujarnya.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024