Makassar (Antaranews Sulsel) - Memperingati hari Sumpah Pemuda, Klub Belajar Sipatokkong mengajak puluhan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bermain sambil berkeasi di Taman Pakui Sayang, jalan Andi Pangeran Pettarani, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu.

Acara tersebut dikemas cukup menarik, diawali kegiatan upacara bendera meski kocak namun terlihat lucu, selanjutnya pembacaan naskah Sumpah Pemuda hingga fashion show ABK menampilkan kostum khas dari berbagai negara. 

Festival sumpah pemuda ABK mengangkat tema kali ini `Anak Indonesia Untuk Harmoni Dunia` sebagai simbol anak Indonesia sebagai bagia dari anak-anak di dunia yang memiliki hak spesial masing-masing.

Selain itu, ABK juga diajarkan bermain ringan untuk melatih psikomotoriknya, seperti fine motor, gross motor dan oral motor anak misalnya melukis, memasukan bola sesuai warnanya, lomba bakiak atau terompak galuak secara berpasangan, memeras susu replika sapi serta permainan lainnya.

"Harapannya agar mereka lebih peduli lagi, karena banyak anak diluar sana juga merayakan sumpah pemuda. Kita mau perkenalkan mereka ikut merayakan seperti anak-anak pada umumnya," kata Ketua penyelenggara Indria Siregar disela acara.

Menurutnya, kegiatan tersebut untuk melatih motorik kasar dan halus bagi anak-anak berkebutuhan khusus serta merangsang perkembangan mereka. Untuk jumlah pendaftar mencapai 90 orang dan yang ikut lebih dari 50 orang anak bersama masing-masing orang tuanya. 

"Tujuannya memperkenalkan ABK sama mereka kalau di Indonesia ada hari besarnya. Mereka juga ikut merayakan selain hari besar 17 Agustus, kan biasanya mereka tahu hanya pelaksanaan upacara bendera 17 Agustus," tambah Ketua Klub Belajar Sipatokong ini.

Meski demikian dalam pelaksanaannya terdapat kesulitan, mengingat terlalu banyak peserta yang ikut. Namun tetap berjalan lancar meskipun ABK ini bermasalah dalam bersosialisasi dengan sesama dan orang yang baru dikenalnya.?

Untuk peragaan fashion show tersebut diikuti 50 orang Anak Berkebutuhan Khusus. Sebagian dari mereka tampil sambil berjalan berlenggak lenggok didampingi orang tuanya, karena mereka berkebutuhan khusus yang mempunyai sindrom autis.

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024