Manado (ANTARA Sulsel) - Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih akan memprioritaskan penambahan tenaga kesehatan disejumlah daerah terpencil di Indonesia timur, terutama di kepulauan Miangas dan Marore, Sulawesi Utara (Sulut).

"Program 100 hari kerja akan saya utamakan di sektor kesehatan, terutama distribusi tenaga kesehatan di daerah yang sulit dijangkau," kata Menkes, di sela-sela Pengukuhan Pemuda Siaga Peduli Bencana (Dasipena), di Manado, Selasa.

Ia mengatakan, penempatan tenaga kesehatan merupakan masalah klasik dialami sejumlah daerah terpencil atau daerah perbatasan, sehingga harus dicarikan solusi terbaik agar pelayanan masyarakat tidak terabaikan.

Pada penempatan tenaga kesehatan di daerah terluar seperti Miangas dan Marore, pemerintah tidak memaksakan kehendak namun memberikan motivasi agar mereka bisa menjalankan tugas sesuai pengabdiannya.

"Departemen Kesehatan sementara ini merekrut tenaga perbantuan di sektor kesehatan, untuk turut membantu pelayanan pada masyarakat, dan itu sudah berlangsung cukup lama," katanya.

Program 100 hari di sektor kesehatan juga, menyrut Menkes, telah memprogramkan empat target yang harus dioptimalkan, seperti pembiayaan bidang kesehatan, dan target Milenium Development Goal's (MDGs) yaitu penanganan penyakit menular serta distribusi tenaga kesehatan secara merata.

"Pemerintah langsung bertindak jika diketahui ada daerah mengalami masalah kekurangan gizi, atau persoalan sosial yang perlu mendapat perhatian serius," katanya.

Usai ikut Pengukuhan Pemuda Siaga Peduli Bencana (Dasipena), Menkes langsung bertatap muka dengan sejumlah tenaga kesehatan di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Sulut, yang disaksikan langsung Kepala Dinas Kesehatan Sulut Maxi Rondonuwu.
(T.H013/B013)

KONJEN FILIPINA RENCANA KUNJUNGI WARGANYA DI PALU

Palu, 17/11 (ANTARA) - Pihak Konjen Filipina di Manado, Sulawesi Utara menurut rencana dalam waktu dekat ini akan mengunjungi warganya yang terdampar, dan kini diamankan sementara di Rumah Detensi Imigrasi Palu, Sulawesi Tengah.

Kasi Urusan Umum Imigrasi Sulawesi tengah Yusuf Sadu di Palu, Selasa, mengatakan, kemungkinan besar dalam beberapa hari kedepan ini, Konsulat Jenderal (Konjen) Filipina yang bermarkas di Manado akan datang ke Palu untuk menjenguk delapan warganya yang terdampar di perairan Tolitoli dua pekan lalu.

Yusuf Sadu menjelaskan tiga dari delapan warga Filipina yang terdampar adalah anak-anak.

Mereka semua dalam kondisi sehat, dan sedang menunggu proses deportasi.

Menurut dia, deportasi warga Filipina tersebut akan dilakukan oleh kantor Imigrasi Manado.

Jika semua urusan administrasi mereka sudah rampung, termasuk masalah biaya transportasi dari Palu menuju Manado, maka selanjutnya, kedelapan warga Filipina itu akan diberangkatkan dan diserahkan kepada Imigrasi Manado.

"Jadi yang akan melakukan deportasi terhadap mereka adalah Imigrasi Manado," katanya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, mereka murni terdampar karena speed boat yang ditumpangi kehabisan bahan bakar.

Salah seorang dari delapan warga Filipina yang terdampar, Sater mengatakan, mereka semua sangat mendambahkan segera pulang ke negara asal karena rindu bertemu keluarga.

"Saya dan anak saya sudah rindu bertemu dengan istri dan keluarga lain di Filipina," katanya.

Hal senada juga disampaikan Abdul Samin.

"Saya juga sudah tidak sabar bertemu dengan keluarga. Saya dan rekan-rekan berharap segera dipulangkan ke negara asal," pinta dia.

Para warga Filipina itu mengaku bekerja di Malaysia dan terdampar di Indonesia dalam perjalanan pulang ke negaranya ***4***
(T.BKO3/C/A011)
(T.BK03/C/A011/A011) 17-11-2009 08:06:00



Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024