Makassar (Antaranews) - Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan pada akhir tahun atau pada Desember 2018 mengalami peningkatan cukup tinggi dibandingkan pada November dan bahkan lebih tinggi dari inflasi nasional.

"Untuk inflasi Sulsel itu tercatat 0,86 persen pada Desember 2018. Inflasi Sulsel ini juga lebih tinggi dari inflasi nasional yang hanya 0,62 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan Yos Rusdiansyah di Makassar, Rabu.

Ia mengatakan naiknya inflasi di akhir tahun juga ditandai dengan perubahan pada Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 135,59. Inflasi 0,86 persen pada desember lebih tinggi dari inflasi November yang berada pada angka 0,28 persen.

Yos Rusdiansyah menjelaskan inflasi Sulsel yang berada di angka 0,86 persen dipengaruhi kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 2,28 persen.

Dia menuturkan jika kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan menjadi penyumbang tertinggi dengan angka 2,28 persen diikuti dengan kelompok bahan makanan sebesar 1,65 persen.

Untuk kelompok pengeluaran selanjutnya yakni, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menyumbang 0,13 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau juga di angka sama 0,13 persen.

Sedangkan dua kelompok pengeluaran lainnya seperti kelompok kesehatan menyumbang 0,12 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga menyumbang 0,05 persen. Satu kelompok lainnya yakni sandang mengalami penurunan indeks sekitar -0,14 persen.

"Ada tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok mengalami kenaikan dan hanya satu kelompok yang mengalami penurunan. Jika saja semua kelompok mengalami kenaikan, maka inflasi pasti di atas angka satu persen," katanya.

Menurut dia, dalam setiap bulannya itu ada komoditas yang mengalami kenaikan dan ada juga yang turun. Komoditas yang turun menjadi penyeimbang inflasi.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024