Bantaeng, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bantaeng menjalin kerjasama dengan Toyama University, Jepang, Yayasan Pembina Penderita Celah Bibir dan Langit-Langit (YPPCBL) Universitas Pajajaran, Bandung dan Indonesian Association of Oral and Maxillofacial (PABMI) Sulsel.

Kerjasama itu bertujuan memantapkan Bantaeng menjadi Pusat Penanganan Celah Bibir dan Langit-Langit di bagian selatan Sulawesi Selatan.

Kerjasama segi tiga tersebut ditandai penandatanganan naskah kerjasama Memorandum of Understanding (MOU) antara Bupati Bantaeng Prof Dr Ir HM Nurdin Abdullah dan Prof Makoto Noguchi, DDS, Ph.D mewakili Toyama University, Ketua Tim YPPCBL Bandung Prof Dr drg Kasman Manulang serta drg Muhammad Ruslin, Sekretaris PABMI Sulsel, di bantaeng akhir pekan ini.

Penandatanganan MOU itu disaksikan para pejabat, unsur Muspida serta para dokter ahli yang tergabung dalam tim Jepang-Indonesia yang melakukan kerja bakti di daerah ini.

Dalam kerjasama itu, selain menetapkan Kabupaten Bantaeng sebagai pusat penanganan celah bibir di bagian selatan Sulsel, juga disepakati pengembangan multi lateral untuk peningkatan kultur dan penanganan celah bibir (bibir sumbing) dan langit-langit.

Selain itu, juga disepakati kerjasama dalam pertukaran informasi dan penelitian, ucap Ruslin yang membacakan naskah kerjasama bertenggat waktu lima tahun itu.

Ketua YPPCBL Universitas Pajajaran Bandung, Kasman Manulang menilai kerjasama kali pertama di Indonesia ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan penderita yang bisa menyebabkan rasa rendah diri para penderitanya.

Tim ini juga akan kembali ke daerah ini agar penyakit yang masih didominasi faktor keturunan (gen) tersebut bisa teratasi. Manulang juga melaporkan bakti sosial yang berhasil mengoperasi 43 orang pasien dari 47 yang ikut di screening.

Dari jumlah tersebut, lanjutnya, terdapat terdapat 26 anak-anak dan 17 pasien dewasa yang berasal dari Bantaeng dan sekitarnya serta dari Kabupaten Gowa dan Makassar.

"Kami bersyukur karena etos kerja tim yang pantang menyerah, bekerja dari pagi hingga malam untuk menuntaskan penanganan yang sudah menjadi tekad bersama untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," jelasnya.

Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah menyatakan terima kasih kepada tim dokter Jepang-Indonesia yang membantu masyarakat di kabupaten berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar ini.

"Ini merupakan berkah bagi masyarakat karena para ahli memberikan pelayanan gratis," urainya seraya mengemukakan, keinginannya untuk membangun isi daerah ini.

"Kita ingin membangun isinya, bukan hanya performance. Karenanya, tim bekerja lebih dulu dan memberikan pelayanan kemudian disusul penandatanganan kerjasama," ucapnya.

Bupati Bantaeng kemudian menceritakan kondisi kabupaten berjuluk Butta Toa ini ketika baru pertama kali memimpin. Ketika itu, RS Prof Anwar Makkatutu kesulitan dokter sehingga terpaksa dipinjam dari daerah tetangga. Kini, sejumlah dokter ahli sudah ada di daerah ini.

Hal itu merupakan bagian dari perhatian Pemda Bantaeng terhadap pelayanan kesehatanan yang baik, termasuk perhatian kepada penderita celah bibir. Kita berharap, dengan usia 755 Kabupaten Bantaeng yang akan jatuh pada 7 Desember 2009, pelayanan juga semakin membaik, katanya.

(T.PSO-099/F003)


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2025