Makassar (Antaranews Sulsel) - Sebanyak 23 komunitas pegiat sampah se-Kota Makassar menggelar aksi bersih pantai di sepanjang bibir Pantai Tanjung Bayang, Makassar, Sabtu.
Aksi bersih pantai tersebut menjadi rangkaian peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh pada tanggal 21 Februari.
Dalam aksi ini, ratusan insan pegiat sampah dengan beragam usia memunguti sampah-sampah yang berserakan, didominasi jenis sampah plastik di pinggir pantai.
Pegiat sampah ini terdiri dari komunitas green school pada Sekolah Menengah Pertama (SMP), pecinta lingkungan di tingkat perguruan tinggi, hingga lembaga yang dibentuk oleh NGO.
"Kami sangat bersyukur masih bisa memberi sumbangsih buat bumi kita, meski aksi ini tidak seberapa, namun perubahan itu tidak harus dari hal besar tapi dimulai dari hal-hal yang sederhana," ungkap Pembina Yayasan Lestari Mulia (Yasalam), Ikrom Trianto.
Menggandeng puluhan siswa SMP 6 Makassar, Yasalam bekerja sama PT Pertamina telah mencetuskan program green school di SMP 6 untuk menggeliatkan sadar bersih dan cinta lingkungan sejak dini sekaligus menggelorakan even serupa HPSN.
Aksi yang diinisiasi oleh Red Planet Indonesia ini juga mengundang Earth Hour Makassar. Salah satu gerakan yang diinisiasi oleh WWF (World Wide Fund for Nature) yang berfokus pada kampanye global untuk melawan perubahan iklim.
Menurut Penanggung jawab Earth Hour Makassar, Muhammad Rezi Akbar, tidak sedikit kawasan pantai dan laut tercemar oleh sampah-sampah yang dihasilkan oleh masyarakat maupun pengunjung. Padahal dunia internasional mengenal Indonesia dengan ribuan gugusan pulaunya nan Indah, berpotensi sebagai kawasan pariwisata.
"Momen ini harus kita manfaatkan mengedukasi warga sekitar maupun pengunjung untuk sadar menjaga kebersihan pantai agar mampu menarik minat wisatawan," katanya.
Lelaki yang akrab disapa Eci ini menyebutkan, Indonesia menjadi salah satu negara dengan penyumbang sampah plastik terbanyak kedua di dunia, sehingga sangat penting bahkan urgen menyampaikan bahaya sampah plastik yang bisa mengakibatkan micro plastik kemudian berdampak pada kerusakan ekosistem laut.
Hal ini bukan hanya bagi warga Tanjung Bayang, namun berlaku buat seluruh masyarakat yang berdomisili di pesisir pantai.
"Semoga dengan kedatangan kami, masyarakat tergerak hatinya untuk bersama-sama menjaga keindahan dan kebersihan pantai khususnya Tanjung Bayang ini," ujarnya.
HPSN merupakan Hari Peduli Sampah Nasional yang dicanangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI sebagai pengingat tentang bencana lingkungan akibat longsornya TPA Leuwi Gajah Bandung pada 21 Februari 2005 silam.
Aksi bersih pantai tersebut menjadi rangkaian peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh pada tanggal 21 Februari.
Dalam aksi ini, ratusan insan pegiat sampah dengan beragam usia memunguti sampah-sampah yang berserakan, didominasi jenis sampah plastik di pinggir pantai.
Pegiat sampah ini terdiri dari komunitas green school pada Sekolah Menengah Pertama (SMP), pecinta lingkungan di tingkat perguruan tinggi, hingga lembaga yang dibentuk oleh NGO.
"Kami sangat bersyukur masih bisa memberi sumbangsih buat bumi kita, meski aksi ini tidak seberapa, namun perubahan itu tidak harus dari hal besar tapi dimulai dari hal-hal yang sederhana," ungkap Pembina Yayasan Lestari Mulia (Yasalam), Ikrom Trianto.
Menggandeng puluhan siswa SMP 6 Makassar, Yasalam bekerja sama PT Pertamina telah mencetuskan program green school di SMP 6 untuk menggeliatkan sadar bersih dan cinta lingkungan sejak dini sekaligus menggelorakan even serupa HPSN.
Aksi yang diinisiasi oleh Red Planet Indonesia ini juga mengundang Earth Hour Makassar. Salah satu gerakan yang diinisiasi oleh WWF (World Wide Fund for Nature) yang berfokus pada kampanye global untuk melawan perubahan iklim.
Menurut Penanggung jawab Earth Hour Makassar, Muhammad Rezi Akbar, tidak sedikit kawasan pantai dan laut tercemar oleh sampah-sampah yang dihasilkan oleh masyarakat maupun pengunjung. Padahal dunia internasional mengenal Indonesia dengan ribuan gugusan pulaunya nan Indah, berpotensi sebagai kawasan pariwisata.
"Momen ini harus kita manfaatkan mengedukasi warga sekitar maupun pengunjung untuk sadar menjaga kebersihan pantai agar mampu menarik minat wisatawan," katanya.
Lelaki yang akrab disapa Eci ini menyebutkan, Indonesia menjadi salah satu negara dengan penyumbang sampah plastik terbanyak kedua di dunia, sehingga sangat penting bahkan urgen menyampaikan bahaya sampah plastik yang bisa mengakibatkan micro plastik kemudian berdampak pada kerusakan ekosistem laut.
Hal ini bukan hanya bagi warga Tanjung Bayang, namun berlaku buat seluruh masyarakat yang berdomisili di pesisir pantai.
"Semoga dengan kedatangan kami, masyarakat tergerak hatinya untuk bersama-sama menjaga keindahan dan kebersihan pantai khususnya Tanjung Bayang ini," ujarnya.
HPSN merupakan Hari Peduli Sampah Nasional yang dicanangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI sebagai pengingat tentang bencana lingkungan akibat longsornya TPA Leuwi Gajah Bandung pada 21 Februari 2005 silam.