Makassar (ANTARA) - Sekertaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bambang Hendroyono membuka pelaksanaan 11 tahun "Indogreen Environment dan Forestry (IEF) Expo dan Celebes Agriculture Expo 2019" dirangkaikan dengan pameran produk kehutanan berlangsung  4-7 April 2019 di Gedung Celebes Center (CCC) Makassar Ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan.

"Pameran ini diharapkan menjadi dorongan untuk terus bertanggungjawab pada lingkungan kita. Pemeran ini telah memasuki tahun ke-11 dengan mengangkat tema Integrasi dan Sinergi Industri Pada Sektor Kehutanan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat," ucap Bambang Hendroyono  di gedung CCC Makassar, Kamis.

Bambang menyampaikan bahwa pada tahun 2018, tercatat 12,17 miliar dolar disumbangkan sebagai devisa negara dari aktivitas perdagangan sektor hasil hutan. Angka ini merupakan rekor tertinggi yang dicatatkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Capaian tersebut, kata dia, merupakan wujud keberhasilan pemerintah dan para stakeholder sektor LHK yang telah melakukan langkah-langkah koreksi (Corrective Actions) untuk perbaikan pengelolaan sektor LHK.

Sementara pokok-pokok koreksi yang dilaksanakan dibidang kehutanan difokuskan pada upaya penataan ulang alokasi sumber daya hutan yakni pertama, mengedepankan izin akses bagi masyarakat dengan hutan sosial

Kedua, implementasi secara efektif moratorium penerbitanizin baru di hutan alam primer dan gambut. Ketiga, tidak membuka lahan gambut baru (land clearing). Keempat, moratorium izin baru perkebunan sawit. Kelima, melakukan pengawasan pelaksanaan izin dan mencabut HPH/HTI yang tidak aktif.

Keenam, mendorong kerjasama hutan sosial. Ketujuh, membangun konfigurasi bisnis baru. Dan kedelapan, mendorong kemudahan izin untuk kepentingan prasarana sarana seperti jalan, bendungan, energi, telekomunikasi, pemukiman masyarakat atau pengungsi.

Lebih lanjut pada brown issue atau isu lingkungan hidup, lanjutnya, khususnya sampah plastik dan pencemaran serta kerusakan lingkungan juga dilakukan langkah-langkah korektif kebijakan. Pengurangan sampah dilakukan melalui pembatasan timbulan sampah, daur ulang dan pemanfaatan kembali sampah.

Sedangkan penanganan sampah dilakukan melalui pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir. Selanjutnya kebijakan korektif dilakukan dalam pengendalian pencemaran untuk meningkatnya kualitas air.

"Selain itu, meningkatnya kualitas tutupan lahan, menurunnya beban pencemaran dan tingkat kerusakan wilayah pesisir dan laut, serta meningkatnya kualitas pengelolaan lahan gambut," papar dia dalam acara itu.

Sementara Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman pada kesempatan itu menuturkan, sudah saatnya masyarakat ikut berpartisipasi dalam penyehatan lingkungan yang bisa berdampak pada lingkungan sehat.

Adik kandung Menteri Pertanian ini mengatakan, baru-baru ini disebagian wilayah Sulawesi Selatan terkena bencana banjir dan tanah longsor, akibat adanya pengalihan fungsi lahan didaerah ketinggian yang memgakibatkan terjadinya bencana. Sehingga perlu dilakukan restorasi lahan yang rusak diketinggian saperti di gunung Bawakaraeng dan Lompobattang.

Dia juga mengajak instasi pemerintah TNI, Polri pihak swasta serta masyarakat untuk giat dan berperan aktif ikut menanam pohon agar keberlangsungan ekosistem tetap berlanjut mengingat banyak produk harian yang sering digunakan menggunakan bahan dasar kayu.

"Mari kita semua untuk ikut menanam bibit pohon guna penyeimbangan lingkungan kita. Ada pesan yang menjadi viral di media sosial disebutkan bila makan buah harap bijinya dikeringkan, selanjutnya ditanam karena bisa tumbuh dimana saja. Bila satu orang menanam pohon maka akan menambah perbaikan lingkungan kita," harapnya.

Kegiatan pameran kehutanan tersebut diikuti sejumlah perwakilan LKH dari berbagai provinsi di Indonesia, beberapa perusahaan BUMN dan perusahaan swasta pengolahan kayu. Pameran ini terbuka untuk umum bahkan saat pembukaan puluha pelajar dari berbagai sekolah datang untuk menyaksikan pemeran tersebut yang juga membawa pesan edukasi bagi generasi muda.
 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024