Kendari (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Pemerintah Kota Kendari diminta bersinergi mengatasi sedimentasi Teluk Kendari yang sudah mencapai titik kritis.

Mantan birokrat perencana pembangunan Sultra Nasir Andi Baso di Kendari, Sabtu, mengatakan teluk Kendari simbol warga kota yang multifungsi, sehingga perlu perhatian serius dari ancaman sedimentasi.

"Teluk Kendari multifungsi, baik sektor pawisata, sumber daya perikanan, jasa kepelabuhanan dan lain lain. Maka diharapkan sinergitas semua pihak yang dimotori pemerintah untuk menyelamatkan teluk Kendari," kata Nasir pada forum dialog "Ngopi Bareng" bersama Gubernur Sultra Ali Mazi.

Meskipun volume sedimentasi tidak dibeberkan secara detail namun menurut Nasir prosesnya berjalan cepat karena teluk Kendari menjadi muara pembuangan lumpur erosi maupun sampah dari sejumlah anak sungai sekitarnya.

Gubernur Sultra Ali Mazi menyambut baik saran penanganan teluk Kendari melalui konsep sinergitas antara Pemprov Sultra dan Pemkot Kendari.

"Kalau kita hayalkan teluk Kendari zaman dulu pasti tidak seperti sekarang ini. Teluk Kendari zaman nenek moyang kita menjadi sumber kehidupan. Berbanding terbalik dengan saat ini yang kondisinya sudah memprihatinkan karena pendangkalan dan dipenuhi sampah," kata Ali Mazi.

Teluk Kendari harus dilestarikan, jangan menjadi tempat pembuangan sampah tetapi harus menjadi obyek wisata menarik dengan hutan bakau disepanjang bibir teluk, katanya.

Walikota Kendari Sulkarnain mengapresiasi gagasan sinergitas Pemprov Sultra - Pemkot Kendari untuk menangani sedimentasi teluk Kendari.

"Pemerintah Kota Kendari bersama DPRD siap bersinergi dengan siapa pun, baik pemerintah maupun pihak swasta untuk menyelamatkan teluk Kendari," kata Sulkarnain, politisi PKS.

 

Pewarta : Sarjono
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024