Makassar (ANTARA) - Festival Langit Musik digelar Telkomsel di Kota Makassar, Sulawesi Selatan diyakini menjadi wadah bagi para musisi lokal untuk menggali potensinya sekaligus ajang promosi karya orisinilnya melalui aplikasi streaming moderen bernama Langit Musik.   

"Tujuannya adalah, salah satu kepedulian kita mendukung era digital khususnya musik. Layanan digital saat ini mendukung mereka memperkenalkan banyak musik lokaly potensi yang selama ini kurang difasilitasi," ujar Vice President Sales and Marketing Telkomsel Area Pamasuka, Herry Setiawan, Sabtu.

Dalam jumpa pers di hotel Aston Makassar, Herry mengatakan melalui platform langit musik dari Telkomsel, sebanyak 52 musisi lokal akan mendapatkan pelatihan dalam workshop dengan tema 'Bikin Karyamu Jadi Duit'.

Para musisi lokal ini diberikan informasi seputar program Festival Langit Musik serta cara meng-upload karya mereka ke dalam aplikasi Langit Musik agar semakin banyak didengar seluruh lapisan masyarakat.

"Mereka akan diajari bagaimana meng-upload karyanya sendiri tanpa harus ada produser. Seluruh karya juga diproteksi dengan aman dan jangan takut karya bisa diduplikasi atau dibajak sebab sudah disiapkan sistemnya," tutur Herry.

Mengapa Makassar dipilih sebagai salah satu kota keempat dari total enam kota pelaksanaan Festival Langit Musik, kata dia, pengguna aplikasi di Makassar cukup besar hingga mencapai 74 persen.

Dengan adanya workshop ini, dia berharap dapat memotivasi para musisi lokal untuk terus berkarya menghasilkan karya terbaik mereka serta mampu mempromosikan karyanya melalui aplikasi digital Langit Musik.

General Manager Musik Telkomsel, Muhammad Wulunk Putraning Fajar pada kesempatan itu menambahkan pihaknya berusaha memberikan yang terbaik bagi anak bangsa dengan memfasilitasi band lokal yang karyanya bisa dinikmati semua orang.

"Kita berusaha memfasilitasi, tujuan akhirnya adalah langit musik 100 persen lagu Indonesia, itu cita-cita kami. Saat ini kendala dihadapi musisi kita adalah bagaimana mengorbitkan lagu mereka, dengan aplikasi langit musik inilah solusinya," ujarnya.

Tidak sampai disitu, bagi musisi yang mengaplod karyanya dan didengar orang tentu akan mendapatkan benefit sesuai hitungan dan jumlah fansnya. Di platform ini, para musisi bisa mengunduh sendiri karyanya dan melihat jumlah pendengar serta bisa menangih keuntungannya.

Ditanyakan apakah aplikasi langit musik Telkomsel itu berorinetasi bisnis, dia menegaskan tidak berhitung bisnis, sebab PT Telkom grup adalah perusahaan negara yang berkewajiban memberikan ruang dan wadah bagi karya anak bangsa.  

"Kita tidak menghitung bisnis. Kita sadari Telkom grup adalah perusahaan negara, selain mencari keuntungan kita juga punya kewajiban untuk memberikan terbaik bagi negara. Demi warga negara kita punya kewajiban itu," katanya.

Sementara Vice President Partnership Melon Indonesia, Idian Mansyur mengatakan, aplikasi langit musik tersebut setelah diunduh ke dalam ponsel, meski paket data habis tetapi menggunakan provider Telkomsel asalkan terkoneksi internet, bisa bisa dinikmati.

"Bagi pelanggan Telkomsel bisa menikmati langit musik tanpa dipotong kouta data. Kalaupun data habis tapi terkoneksi internet juga masih bisa didengarkan. Tetapi ini berlaku hanya khusus terkomsel," katanya.    

Saat ini aplikasi langit musik masih didominasi lagu Indonesia sebesar 75 persen, sisanya lagu internasional. Sedangkan untuk skala kunjungan dalam sepekan naik hingga 35 kali, sedangkan lainnya hanya separuh dari angka itu.

"Aplikasi langit musik ini sejak 2016 dan terus diperbaharui. Saat ini ada tujuh juta lagu. Setelah dilakukan berbagai perubahan angka kunjungan semakin naik didukung jumlah pengguna Telkomsel cukup besar. Langit musik hadir sebagai tools (alat) bagi musisi lokal untuk mengembangkan kreativitasinya," tambah dia.   

Sesuai jadwal, rangkaian festival ini Telkomsel juga menggelar mini konse di Top Score, Pasar Segar pada hari Minggu, 28 April 2019. Acara akan dimeriahkan 10 musisi lokal seperti Soleluna, Irfanaziz, Senjanada, Tabasco, Sanctuary Moon, Jay Raja, Ren Project, Natinson, Mission Failed, dan Fandywd.
 

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024