Makassar (ANTARA) - Pakar biologi Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr Ir Miftahudin mengatakan kebutuhan biofuel khususnya dari sawit yang kabarnya akan ditolak Uni Eropa itu tidak dapat dielakkan demi menjaga ketersediaan bahan bakar dimasa yang akan datang

"Saya kira biofuel (dari tanaman sawit) itu merupakan sesuatu yang tidak bisa kita elakkan. Bahan bakar dari biofosil lama-kelamaan akan habis, sehingga mau tidak mau kita manfaatkan sumber daya alam yang dimiliki dalam hal ini tumbuh-tumbuhan," kata Dr Miftahudin menanggapi upaya Pemerintah Indonesia dan Malaysia yang melakukan protes ke Uni Eropa terhadap rencana penolakan biofuel disela-sela seminar nasional MIPA di Makassar, Minggu.

Ia menjelaskan apa yang dilakukan pemerintah sudah baik dan kini tinggal bagaimana memanfaatkan teknologi yang dimiliki agar produksi sawit tidak menimbulkan kerusakan lingkungan seperti yang dituduhkan oleh pihak Uni Eropa.

Soal produksi minyak sawit biofuel, juga dinilai perlu terus ditingkatkan sambil terus berupaya membuktikan jika penolakan Uni Eropa hanya merupakan bentuk diskriminasi terhadap produksi biofuel Indonesia.

Menurut dia, kebijakan sawit Pemerintah harus tetap bisa berdiri sendiri tanpa harus dipengaruhi oleh intervensi yang begitu dalam dari luar negeri.

"Karena itu, saya kira kira tetap upayakan biofuel-biofuel itu menjadi target kita,"sebut dia usai memberikan materi pada seminar bertajuk "Peran MIPA dalam Industri 4.0" di Aula Al Jibra Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar hari ini.

"Kita juga terus berupaya mencari tumbuhan-tumbuhan yang bisa menghasilkan bio massa yang lebih banyak," lanjut dia.
  Petugas menunjukkan sampel bahan bakar minyak (BBM) B-20, B-30, dan B-100 di Jakarta, Selasa (26/2/2019). Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, bahwa Indonesia dapat menggunakan campuran dari bahan nabati seperti minyak sawit dalam solar hingga 100 persen atau biodiesel 100 (B-100) pada tiga tahun mendatang. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024