Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statitistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat angka pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan I/2019 mengalami penurunan sebesar -3,91 persen terhadap triwulan IV/2018.

"Ini berdasarkan data kuartal ke kuartal (quarter to quarter) antara triwulan I dan triwulan IV tahun 2018 yang mengalami penurunan 3,91 persen," ujar Kepala BPS Sulawesi Selatan Yos Rusdiansyah di Makassar, Jumat.

Dia menjelaskan pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang secara tahunan (y on y) pada triwulan I tahun 2018 juga turun sebesar 8,00 persen terhadap triwulan I tahun 2018.

Capaian pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang di Sulawesi Selatan ini bahkan berada di atas pertumbuhan nasional yang sebesar 3,9 persen pada periode yang sama.

Yos menyebutkan jenis-jenis manufaktur besar dan sedang yang mengalami kenaikan produksi adalah industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya yang naik sebesar 14,05 persen.

Untuk industri logam dasar mengalami kenaikan sebesar 7,82 persen dan industri makanan juga naik sebesar 6,37 persen.

Sedangkan industri manufaktur besar dan sedang yang mengalami penurunan produksi terendah pada triwulan I tahun 2019 terhadap triwulan IV tahun 2018 adalah jasa reparasi dan pemasangan mesin serta peralatan turun sebesar 33,67 persen. Untuk industri barang galian bukan logam turun sebesar 13,82 persen.

Yos mengaku jika industri manufaktur di Indonesia menjadi salah satu pendorong dalam pertumbuhan ekonomi, baik secara domestik maupun nasional.*

 

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024