Makassar (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah berharap Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) tidak hanya menggarap perkotaan namun juga ke pelosok guna memutus rantai ijon (jual beli hasil panen sebelum waktunya) yang merugikan masyarakat.

Gubernur Sulsel dalam keterangannya di Makassar, Sabtu, mengatakan upaya MES sudah mulai berjalan dan dikembangkan khususnya di daerah tersebut.

"Yang terpenting ini, adalah sistem ijon ini masih ada. Itu yang kita dorong ke situ (daerah) untuk memotong rantai ijon, ke depan saya kira ini yang kita coba," katanya.

Jika bisa dilakukan, kata dia, maka diharapkan akan semakin menumbuhkan animo masyarakat untuk bertani. Dengan dukungan memperbaiki kesejahteraan para petani, melalui harga produk, tidak terlampau berbeda dari tingkat petani ke pasar atau pedagang.

"Contoh bawang, di tingkat petani masih Rp15 ribu, di pasar Rp90 ribu," ujarnya.

Untuk usaha pertanian ini, lanjut Nurdin, maka solusinya konsep Michi-no-Eki (stasiun pinggir jalan) seperti di Jepang. Dimana petani bisa membawa sendiri produknya ke supermarket. Dikelola oleh kelompok tani masing-masing, kredit dari MES bisa membantu para petani.

"Saya kira memang ke depan kita harus bisa lebih jeli melihat kebutuhan masyarakat. Kita bisa lihat di daerah terdekat kita," ujarnya.

Potensi lainnya, adalah dana yang dimiliki masyarakat desa dapat dihimpun oleh Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).

"Kalau kita masuk pelosok, uang itu di simpan di bawah bantal dan itu bank saya kira belum menyentuh mereka, kalau bisa masyarakat syariah ini menjadi salah satu pendorong ekonomi desa sangat bagus dan berkolaborasi dengan Bumdes," jelasnya.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Suriani Mappong
Copyright © ANTARA 2024