Sinjai (ANTARA Sulsel) - Warga Desa Gunung Perak, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan mengolah kotoran sapi menjadi bahan bakar alternatif.

"Jika warga di sejumlah daerah harus berebutan untuk mendapatkan elpiji dan minyak tanah, warga Desa Gunung Perak justru tidak butuh lagi dengan bahan bakar itu, dan kini mereka mengolah kotoran sapi untuk dijadikan bahan bakar alternatif," kata salah seorang warga Desa Gunung Perak Abdul Rajab di Sinjai, Sabtu.

Menurut dia, warga mengumpulkan kotoran sapi dalam jumlah banyak untuk menghasilkan bahan bakar biogas yang bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak.

Sehingga, kata dia, kelangkaan gas dan minyak tidak mempengaruhi kehidupan sosial mereka, apalagi harus mengantre dan berebutan di agen-agen minyak tanah.

Rajab mengatakan pemanfaatan kotoran sapi untuk diolah menjadi biogas sudah dilakukan sejak dua tahun lalu. Setiap hari ia mengumpulkan 50 kilogram kotoran sapi yang dimasukkan ke tabung pengolahan biogas atau digester.

Ia tidak perlu repot mencari kotoran sapi, karena Rajab memiliki delapan ekor sapi peliharaannya.

Begitu pula dengan puluhan kepala keluarga (KK) warga Desa Gunung Perak lainnya yang rata-rata memelihara hewan ternak tersebut.

Dia mengatakan kotoran sapi yang telah bercampur dengan air dimasukkan ke dalam tabung digester setinggi tiga meter yang telah dibenamkan ke tanah.

Dari tabung ini, menurut dia, biogas kemudian dialirkan melalui selang ke rumah-rumah warga.

Tabung milik Rajab mampu memenuhui kebutuhan gas untuk keperluan memasak enam rumah warga.

Api yang dihasilkan tidak ubahnya seperti api elpiji, yang besar kecilnya tergantung volume kotoran sapi yang berada dalam tabung tersebut.

Ia mengatakan kotoran sapi yang digunakan harus benar-benar baru, sementara kotoran yang sudah lama harus dikeluarkan dari dalam tabung melalui saluran pembuangan.

Abdul Rajab bersyukur, karena keluarganya bersama warga lain tidak perlu lagi membeli elpiji atau minyak tanah selama dua tahun terakhir. (T.PK-AAT/M008)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024