Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kota Makassar masih membutuhkan lahan 1,7 hektare dari total empat hektare untuk membangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) guna mengolah sampah menjadi energi terbarukan.

"Masih butuh lahan untuk itu. Memang tidak mudah. Anggaran pun harus ada. Tapi ini tetap harus berjalan dan dipersiapkan. Biar bagaimana proses pengadaan lahan harus ada," kata Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Makassar, Ansar di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin.

Hal itu menindaklanjuti hasil pertemuan dengan pihak Kementerian Koordinator Kemaritiman terkait dengan pelaksana proyek pembangunan PLTS yang rencananya di area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang, Kecamatan Manggala, Kota Makassar.

"Sekarang jalannya sudah ada, selain jalan yang dulu di TPA Antang. Nanti jalannya akan menuju tempat PLTS. Kita harus mempersiapkan sebelum tim 'sounding'-nya datang meninjau lokasi usai Lebaran," kata dia di sela rapat koordinasi membahas rencana pembangunan PLTS itu.

Ansar mengemukakan proyek PLTS tersebut merupakan hasil "pre-fisibility study" yang sudah dilakukan di Kota Makassar pada 2018 oleh perwakilan dari KECC Korea.

Dia mengatakan pihak Korea telah sepakat memilih Kota Makassar sebagai tempat pengembangan proyek PLTS karena dianggap telah memiliki sistem pengelolaan sampah yang berjalan baik, salah satunya inovasi bank sampah ditambah masyarakat setempat yang aktif dalam pengolahan sampah.

"Jangan tunggu anggaran dulu baru dieksekusi bisa -bisa kita telat sebelum tim mereka datang ke Makassar," kata Ansar yang juga mantan Kepala Dinas Prasarana Umum Kota Makassar itu.

Rapat koordinasi tersebut dipimpin Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Makassar Ansar dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rusmayani Majid, Camat Manggala Syahruddin, dan dinas terkait lainnya, di Ruang Rapat Sekda di Kompleks, Balai Kota Makassar.
 

Pewarta : M Darwin Fatir
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024