Makassar (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah menargetkan menjadikan pantai legendaris Labombo di Kota Palopo sebagai destinasi wisata internasional.

Nurdin Abdullah dalam keterangannya di Makassar, Jumat, berencana mereklamasi area pantai yang selalu surut tersebut sebagai pusat kuliner, pusat wisata internasional, juga "sport center".

"Begitu jalan poros Bua-Rantepao beroperasi, maka turis di Toraja tetap bisa menikmati wisata pantai dan kuliner 'seafood' di Pantai Labombo. Turis asing pasti tertarik wisata pantai. Apalagi jarak tempuh dari Toraja ke Palopo nantinya cuma 45 menit," ujarnya .

Menurut Nurdin Abdullah, sekitar 800 meter air di Pantai Labombo yang selalu surut, nantinya bakal direklamasi agar areal wisata langsung menghadap laut lepas layaknya Pantai Seruni di Bantaeng.

"Satu kelebihan lain dari reklamasi, para turis bakal melihat pemandangan gunung ke arah daratan," ucapnya.

Tujuan menjadikan Labombo ikon wisata pantai internasional tak lain agar Palopo menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah utara. "Palopo harus jadi 'landmark' wilayah Luwu Raya. Palopo harus menjadi pusat pertumbuhan utama di wilayah utara Sulsel," tegasnya.

Pembukaan jalan poros Bua-Rantepao Toraja Utara, sejatinya juga bagian dari strategi menjadikan Palopo "landmark" wilayah utara. Termasuk rencana menjadikan Bandara Bua sebagai bandara "hub" atau penghubung untuk melayani berbagai wilayah di Luwu Raya dan Toraja.

Begitu jalan poros Bua-Rantepao dibuka dan Bandara Bua diperbesar, maka dipastikan perekonomian bakal tumbuh pesat di Luwu dan Palopo. Limpahan kedatangan turis ke Toraja, pasti bakal memicu tumbuhnya bisnis hotel, bisnis katering, transportasi dan bisnis ikutan lainnya di Luwu dan Palopo.

Bahkan lebih jauh, Gubernur Nurdin berharap Bandara Bua yang landasannya diperpanjang dan terminalnya dipercanggih, bakal menjadi salah satu pendorong terealisasinya kawasan segitiga emas Sulsel, Sulbar dan Sulteng, yang wilayahnya saling berimpitan.

Pewarta : Abdul Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024