Sukoharjo (ANTARA) - Pelaku Bom bunuh diri di pertigaan Tugu Tani tepatnya di depan Pospam Tugu Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, dirujuk ke Rumah Saki Ortopedi Jalan Slamet Riyadi.

Pelaku bom bunuh diri awalnya sempat mendapat pertolongan pertama di RS PKU Muhammadiyah yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi kejadian, tetapi kemudian dipindahkan ke RS Ortopedi.

Menurut dokter jaga RS PKU Muhammadiyah Kartasura Sukoharjo, Ahmad Farji Purna Aji, yang dikonfirmasi Selasa dinihari, pelaku mulanya dibawa oleh polisi dengan mobil patroli ke RS Muhammadiyah.



Polisi membawa pelaku yang kondisinya luka parah dan tiba di rumah sakit sekitar pukul 24.00 WIB. Pasien mendapat perawatan di IGD dengan memberikan infus dan oksigen.

Beberapa luka robek telah mendapat pertolongan dengan dijahit.

Namun, pelaku kemudian langsung dirujuk ke RS Ortopedi di Jalan Slamet Riyadi, Sukoharjo.

Berdasarkan informasi di lokasi kejadian pria yang diduga pelaku bom bunuh diri tersebut disebut-sebut identitasnya bernama Rafik dan tinggalnya di sekitar Desa Kebonan, Kartasura, Sukoharjo.



Sementara polisi Tim Inafis Polda Jateng hingga saat ini, masih melakukan oleh di tempat kejadian perkara, sedangkan sejumlah petugas sedang melakukan penjagaan ketat di lokasi kejadian

Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel dan Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi terlihat juga di lokasi kejadian. Namun, belum ada aparat kepolisian yang memberikan keterangan secara resmi soal kejadian bom bunuh diri tersebut.

Sementara itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengimbau masyarakat di provinsi ini untuk tenang dan tetap beraktivitas seperti biasa pascaledakan bom bunuh diri di Pos Pengamanan Pertigaan Tugu Tani Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, pada Senin (3/6) malam.

"Masyarakat diimbau tetap beraktivitas seperti biasa, biarkan aparat kepolisian bekerja melakukan penanganan, mudah-mudahan segera diungkap motif dan identitas pelakunya," kata Ganjar saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Selasa dini hari.

Kendati demikian, masyarakat juga diimbau meningkatkan kewaspadaan dan melaporkan ke pemerintah maupun TNI-Polri jika mengetahui atau melihat hal-hal yang mencurigakan sehingga bisa secepatnya ditindaklanjuti.

Selain itu, Ganjar juga meminta kepada semua pihak agar tidak menyebarluaskan rekaman visual foto maupun video terkait dengan ledakan bom bunuh diri di Kartasura.

"Barangkali lebih baik kalau tidak di-'share' dulu agar masyarakat tidak mendapat gambar-gambar atau visual yang mengerikan," ujarnya.

Ganjar mengungkapkan bahwa pihaknya bersama dengan jajaran TNI-Polri di Jateng mempersiapkan diri menghadapi gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat yang salah satunya berupa ancaman terorisme.

"Pak Kapolri saat Apel Siaga Operasi Ketupat sudah menyampaikan hal ini selalu diwaspadai termasuk gangguan terorisme, jadi saya kira secara mekanis, baik TNI maupun Polri sudah siapkan langkah-langkah penanganan karena ada oknum-oknum yang coba mengganggu ketenteraman serta kenyamanan yang ada di Jateng," katanya.

 

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2024