Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan menyatakan kenaikan beberapa komoditas pangan khususnya pada bahan makanan menjadi pendorong terjadinya inflasi pada Mei khususnya saat Ramadhan 1440 Hijriah.

"Ada lima kelompok pengeluaran yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga konsumen (IHK) yang mendorong terjadinya inflasi," ujar Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah di Makassar, Senin.

Ia mengatakan inflasi yang terjadi pada Mei 2019 di Sulawesi Selatan sebesar 0,76 persen dan angka ini masih cukup moderat dibandingkan dengan beberapa provinsi lainnya di Indonesia.

Beberapa kelompok pengeluaran yang mempengaruhi terjadinya inflasi yakni, bahan makanan dengan menyumbang 2,43 persen; kelompok sandang menyumbang 1,63 persen.

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau menyumbang 0,59 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,11 persen) serta kelompok kesehatan (0,07 persen).

Sedangkan dua kelompok pengeluaran lainnya mengalami deflasi yakni kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga (-0,02 persen) dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan menyumbang -0,49 persen.

"Ada tujuh kelompok pengeluaran, lima mengalami inflasi dan dua lainnya deflasi. Sekiranya tidak ada deflasi yang menjadi penyeimbang, mungkin angka inflasinya sedikit lebih tinggi lagi," katanya.

Yos menyebutkan dengan inflasi 0,76 persen, maka laju inflasi tahun kalender Januari-Mei 2019 Sulawesi Selatan tercatat sebesar 1,76 persen dan laju inflasi year on year (yoy) sebesar 3,74 persen.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024