Makassar (ANTARA) - Sejumlah masyarakat Kabupaten Takalar mengeluhkan kelangkaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan ditanggapi Supervisor Communication MOR VII, Ahad Rahedi bahwa peningkatan konsumsi cenderung signifikan sejak H-2 Lebaran hingga saat ini khusus di Kabupaten Takalar.

"Di Takalar memang signifikan peningkatannya. Peningkatan terindikasi sejak H-2, karena itu kami sudah siapkan pasokan lewat operasi pasar," katanya via pesan di gawai, Selasa.

Menurut Ahad, peningkatan kebutuhan sudah diantisipasi melalui penambahan pasokan hingga operasi pasar.

Pada Sabtu lalu (8/06), PT Pertamina MOR VII telah melakukan operasi pasar di tiga titik secara serentak pada wilayah Kabupaten Takalar, di antaranya Lapangan Larigau Galesong Kota dan Lapangan Bonto Kassi Galesong Selatan.

Harga yang ditawarkan sesuai dengan Harga Ecer Tertinggi (HET) pangkalan, sebesar Rp15.500. Terjual habis sebanyak 560 hingga 600 unit setiap titik operasi pasar.

Selain itu, Pertamina MOR VII juga telah melakukan penambahan penyaluran tabung 29 persen dari rata-rata penyaluran bulanan normal atau setara 74.480 tabung di Kabupaten Takalar selama memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri. "Terkait tabung subsidi, kami tidak bisa bicara soal kuota karena sudah ditentukan masing-masing wilayah," katanya.

Kelangkaan LPG berakibat pada harga gas yang melambung tinggi, menanggapi hal tersebut, Ahad menyatakan pihaknya hanya bertanggungjawab untuk besaran HET pangkalan yang tidak boleh melampau HET yang ditentukan.

"Jika itu terjadi maka kita ada mekanisme tegurannya, hingga yang paling fatal pemutusan kerjasama. Boleh diinformasikan ke kami melalui Pertamina Call Center 135, nama agen atau pangkalan yang menjual LPG Bersubsidi (3 Kg) di atas HET, untuk kami cek ke lapangan," katanya.

Agar pasokan LPG berjalan lancar di masyarakat, Pertamina MOR VII melakukan antisipasi di Sulawesi Selatan dengan penambahan pasokan sebesar 9,4 persen untuk gas bersubsidi tersebut.

Sementara itu, seorang warga yang berdomisili di Takalar Kota, Nurdin, mengaku bahwa warga sekitar tempat tinggalnya kesulitan memperoleh LPG 3 kg sejak menjelang Idul Fitri hingga sekarang.

"Kalau pun ada, stoknya sangat terbatas sehingga kadang-kadang harus berlomba dengan pembeli yang lain untuk mendapatkannya di kios-kios. Tidak sampai sehari, ketersediaannya di berbagai kios langsung diserbu," katanya.

Nurdin mengisahkan, untuk mendapatkan LPG di sekitar tempat tinggalnya, ia bahkan harus melalui beberapa desa sekitar agar asap dapurnya tetap mengepul. Tidak heran ketika harus mengeluarkan budget besar senilai Rp20-30ribu dari harga ecer normal hanya Rp18 ribu.

Muliati, seorang penjual gas LPG di Galesong mengungkapkan dirinya harus memesan beberapa hari sebelum distribusi pangkalan sampai ke agen-agen. Sebab jika terlambat maka dipastikan dirinya tidak kebagian. "Susah sekali dapatnya, kami beli di agen sampai Rp16 ribu per unit, naik Rp500," katanya.*


Pewarta : Nur Suhra Wardyah
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024